img_title
Foto : Instagram/ @nikitamirzanimawardi_172

IntipSeleb – Belum lama ini Nikita Mirzani pulang dari Turki bersama tim manajemennya. Setibanya di Indonesia, dia melakukan karantina menginap di sebuah hotel bintang lima. Menurut Nikita, harga mahal hotel tersebut tak sepadan dengan fasilitas yang dia dapatkan.

Nikita menyayangkan makanan yang dia terima tak manusiawi. Dia merasa ada yang aneh dan janggal dari hotel tersebut. Bagaimana kelanjutan cerita Nikita di hotel tersebut? Scroll yuk untuk informasi selengkapnya.

Awalnya Ingin di Hotel yang Murah

nikitamirzanimawardi_172/instagram
Foto : nikitamirzanimawardi_172/instagram

Nikita Mirzani merasa ada yang janggal. Ia merasa aneh dengan tata cara melakukan karantina untuk orang-orang yang baru saja pulang dari luar negeri. Nikita mengatakan saat sampai di bandara, paspor pun ikut disita.

"Dari Bandara ada 3 pintu yang harus kita lewatin bukan cap imigrasi doang. Paspor disita. Jadi pintu pertama, kedua legalisir surat yang dikasih vaksin dan tetek bengek. Pintu ketiga itu baru mau keluar, kita mau ambil koper disamperin satgas COVID menanyakan sudah pesan hotel buat karantina di mana. Kalau belum ditawarin sama mereka," kata Nikita Mirzani di kawasan Jakarta Selatan belum lama ini.

Berhubung dia tergabung dalam enam orang, Nikita lebih baik memilih hotel yang murah. Hal ini dikarenakan dia ingin lebih hemat dan masih dapat saling berkomunikasi.

"Gua berenam, satu perempuan. Jadi karantina satu kamar satu orang. Bayangin gue berenam ada enam kamar, gua mentingin hotel murah buat karantina," kata Nikita Mirzani.

"Ya hotel murah yang penting kita aman, bisa ngobrol, dan satu lantai. Akhirnya pesan hotel murah ternyata full," tutur Nikita melanjutkan.

Ditawari Hotel Bintang Lima

nikitamirzanimawardi_172/instagram
Foto : nikitamirzanimawardi_172/instagram

Petugas menawarkan hotel bintang lima. Nikita akhirnya menerima tawaran tersebut karena sudah ingin beristirahat. "Gue capek mau istirahat, gue iyain aja, dikasih list hotel bintang 5 semua. Padahal gue tidur di hotel murah aja nggak apa-apa kan, karantina nggak bisa ke mana-mana dan hotel sepi. Udah kayak kota mati. Dikasih list hotel mahal gue iyain aja, gue tanya harganya, Rp17,8 juta. Ya sudah pesanlah hotel itu," ujar dia.

"Gue minta bisa nggak satu kamar dua orang karena kita satu tim. Jadi Rp17,8 (juta) dikali tiga selama delapan hari. Pas sampai hotel harganya berubah jadi Rp22 juta. Itu saksinya yang dengar banyak," lanjut Nikita Mirzani kaget.

Bukan tak sanggup membayar mahal, bagi Nikita harga tersebut tak masuk akal. Apalagi dia dan tim manajemennya negatif COVID-19 seolah-olah diperlakukan layaknya seseorang yang positif COVID-19.

"Gue bukan berantem ya, gue tanyain, 'Kok di Bandara Rp17 juta, kok di Hotel Rp22 juta?' Karena gue capek ya gue bayar. Di situ udah nunggu tim satgas buat PCR. Ya sudah habis bayar ya kita tes. Besoknya hasilnya negatif. Maksud gue kalau negatif jangan diperlakukan seperti orang positif," ujar Nikita Mirzani. (jra)

Topik Terkait