img_title
Foto : Www.freepik.com/jcomp

IntipSelebKisah Nabi Ayub bisa menjadi suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kisah Nabi Ayub, Nabi Ayub digambarkan sebagai sosok yang memiliki kesabaran yang luar biasa. Beliau diberikan cobaan yang datang berturut-turut namun tetap setia beribadah hanya kepada Allah SWT.

Meski setan berulang kali mencoba menggoyahkan imannya kepada Allah SWT, hal itu tidak berarti apa-apa. Nabi Ayub tetap tawakal dan sabar menjalani segala cobaan beruntun yang menimpa dirinya. Kesabaran Nabi Ayub ini bisa menjadi salah satu pedoman anda agar tetap sabar terhadap segala cobaan yang diberikan oleh Allah SWT.

Anda perlu mengingat bahwa Allah SWT tidak akan memberikan musibah melebihi kemampuan hambanya. Jika anda merasa masalah yang anda hadapi saat ini cukup berat, percayalah bahwa Allah SWT yakin kalau anda bisa melaluinya.

Semua cobaan yang Allah SWT berikan kepada anda semata-mata adalah sebagai bentuk ujian untuk melihat apakah anda masih bisa tetap bersabar dan tawakal serta senantiasa berdoa kepada pemilik dari segala zat yakni Allah SWT. Untuk mengetahui bagaimana kisah Nabi Ayub, anda bisa membaca kisah Nabi Ayub lebih lengkapnya di bawah ini.

Kisah Nabi Ayub

www.freepik.com/jcomp
Foto : www.freepik.com/jcomp

Kisah Nabi Ayub ini dikutip dari YouTube Kisah Islami. Nabi Ayub AS adalah seorang Nabi yang kaya raya di negerinya. Tak hanya memiliki lahan pertanian yang luas saja, namun Nabi Ayub juga memiliki hewan ternak yang banyak. Dikaruniai harta yang berlimpah, tak membuat Nabi Ayub lupa diri.

Beliau selalu bersyukur kepada Allah SWT dan menggunakan harta bendanya untuk membantu sesamanya. Beberapa tahun kemudian, Allah SWT memberikan cobaan untuk menguji keimanan Nabi Ayub AS. Cobaan pertama adalah Allah SWT buat ladang pertanian dan juga hewan ternak miliknya mati karena terserang hama penyakit.

Namun bukannya berputus asa, Nabi Ayub justru semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan semakin rajin beribadah. Kemudian, Allah SWT kembali menguji kesabaran Nabi Ayub. Anak-anak Nabi Ayub yang berjumlah 12 orang, meninggal dunia. Nabi Ayub dilanda rasa sedih yang mendalam karena kepergian anak-anaknya.

Meskipun bersedih, Nabi Ayub tetap rajin beribadah dan tak lupa menghibur istrinya agar sedihnya tidak berlarut-larut. Nabi Ayub kembali diuji kesabarannya ketika dirinya mendapat penyakit kulit. Saat bangun tidur, sekujur tubuhnya dipenuhi luka. Akan tetapi, Nabi Ayub tetap bersyukur dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Hari ke hari, penyakit Nabi Ayub justru semakin bertambah parah hingga orang-orang sekitar menjauhi dirinya. Sebab banyak orang yang khawatir akan tertular penyakit yang serupa. Nabi Ayub dan istri akhirnya pergi dari negeri tersebut dan tinggal di tempat yang jauh dari pemukiman penduduk. Tahun demi tahun, semakin menuanya Nabi Ayub, ia semakin kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Penyakit kulitnya pun tak kunjung sembuh. Diberi cobaan bertubi-tubi, Nabi Ayub tetap sabar dan ikhtiar hingga semua harta yang dimilikinya habis. Beliau harus menjalani hidup serba kekurangan dengan sang istri. Istri Nabi Ayub, Rahmah binti Afrayim suatu saat berkata kepada suaminya agar sang suami meminta kesembuhan kepada Allah SWT, sebab dirinya merasa tak tega melihat sang suami yang kesulitan saat beribadah.

Namun Nabi Ayub menjawab bahwa dirinya merasa malu jika harus mengeluh dan meminta kepada Allah SWT, sebab ujian yang dirasakannya ini tidak ada apa-apanya dibanding kenikmatan selama 20 tahun yang ia rasakannya. Namun karena semakin hari penyakitnya semakin bertambah parah dan menyulitkan dirinya beribadah kepada Allah SWT, Nabi Ayub AS akhirnya memohon kepada Allah SWT.

Nabi Ayub menyebut bahwa dirinya selama ini mencoba berusaha untuk sabar dan menerima segala cobaan yang Allah SWT berikan, namun jika cobaan tersebut mempersulitnya beribadah kepada Allah SWT, Nabi Ayub memohon sekiranya untuk mengangkat penyakit yang dideritanya.

Kemudian Allah SWT memberikan jawaban dari doa Nabi Ayub yang ada di dalam surah Sad ayat 42.

اُرْكُضْ بِرِجْلِكَۚ هٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَارِدٌ وَّشَرَابٌ

Allah berfirman: “Hentakkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.”

Nabi Ayub pun langsung melaksanakan apa yang Allah SWT perintahkan. Nabi Ayub pun akhirnya diberi kesembuhan dan mengembalikan paras Nabi Ayub seperti sedia kala. Berita kesembuhan Nabi Ayub pun beredar, para penduduk beramai-ramai mendatangi rumah Nabi Ayub sambil membawakan hadiah.

Allah SWT juga memberikan harta kekayaan dua kali lipat dari yang sebelumnya dimiliki oleh Nabi Ayub. Istri Nabi Ayub pun diberi karunia dengan hamil anak kembar selama beberapa kali seperti yang tertuang dalam surah Sad ayat 43:

وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنَّا وَذِكْرٰى لِاُولِى الْاَلْبَابِ

“Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan Kami lipat gandakan jumlah mereka, sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang berpikiran sehat”.

Nama Nabi Ayub disebut di dalam Al Quran

www.freepik.com/jcomp
Foto : www.freepik.com/jcomp

Dikutip dari suaramuhammadiyah, nama Nabi Ayyub AS disebut di dalam Al-Qur’an sebanyak 4 kali. Masing-masing satu kali pada Surat An-Nisa’ 163, Al-An’am 84, Al-Anbiya’ 83 dan Surat Shad 41.

Pada Surat An-Nisa’ 163 nama Nabi Ayub disebut dalam deretan nama Nabi-nabi yang mendapat wahyu dari Allah SWT mulai dari Nuh, Ibrahim dan anak cucunya sampai kepada Daud. Allah SWT berfirman:

۞إِنَّآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ كَمَآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ نُوحٖ وَٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ مِنۢ بَعۡدِهِۦۚ وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوبَ وَٱلۡأَسۡبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَٰرُونَ وَسُلَيۡمَٰنَۚ وَءَاتَيۡنَا دَاوُۥدَ زَبُورٗا ١٦٣

“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, ‘Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan kami berikan Zabur kepada Daud.” (Q.S. An-Nisa’ 4:163)

Dalam Surat Al-An’am 84, nama Nabi Ayub disebut dalam deretan nama Nabi-nabi keturunan Nabi Ibrahim AS mulai dari putera beliau Ishaq, kemudian cucunya Ya’qub dan keturunan beliau selanjutnya seperti Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Juga disebutkan Nuh yang diutus sebelum Ibrahim. Allah SWT berfirman:

وَمَا نُرۡسِلُ ٱلۡمُرۡسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَۖ فَمَنۡ ءَامَنَ وَأَصۡلَحَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ٤٨

“Dan kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing telah kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah kami beri petunjuk; dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-An’am 6: 84)

Surah Al-Anbiya’ 83 dan Surat Shad 41 disebutkan kisah khusus tentang Ayyub. Al-Anbiya’ 83 kita kutip dengan ayat 84 karena masih satu rangkaian isi, begitu juga Surat Shad 41 kita kutip sampai ayat 44 karena masih satu rangkaian kisah. Allah SWT berfirman:

۞وَأَيُّوبَ إِذۡ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّي مَسَّنِيَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ ٨٣ فَٱسۡتَجَبۡنَا لَهُۥ فَكَشَفۡنَا مَا بِهِۦ مِن ضُرّٖۖ وَءَاتَيۡنَٰهُ أَهۡلَهُۥ وَمِثۡلَهُم مَّعَهُمۡ رَحۡمَةٗ مِّنۡ عِندِنَا وَذِكۡرَىٰ لِلۡعَٰبِدِينَ ٨٤

“Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan kami lipatgandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.” (Q.S. Al-Anbiya’ 21: 83-84)

Demikian adalah kisah Nabi Ayub yang bisa dijadikan tauladan. Sebagai seorang manusia, hendaklah kita untuk tetap bersabar dan terus mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga Kisah Nabi Ayub di atas dapat memberikan inspirasi bagi anda.(prl).

Topik Terkait