img_title
Foto : Www.freepik.com/Rochak Shukla

IntipSelebKisah Nabi Daud berkisah tentang perjuangannya bersama dengan Raja Thalut melawan Raja kejam yang memimpin kaum Bani Israil yakni Jalut. Kisah Nabi Daud yang berani bisa menjadi salah satu kisah Nabi yang perlu anda tahu.

Kisah Nabi Daud ini pun juga tertuang pada Al Quran surah Al Baqarah. Dalam ayat 246 hingga 252, mengisahkan bagaimana Nabi Daud yang ikut memerangi kekejaman Raja Jalut. Berikut ini adalah kisahnya.

Kisah Nabi Daud

www.freepik.com/wirestock
Foto : www.freepik.com/wirestock

Kisah Nabi Daud diceritakan di dalam Al Quran surah Al Baqarah ayat 246 - 252. Kisah Nabi Daud ini dilansir dari YouTube Kisah Islami. Secara singkat, kisah Nabi Daud diawali dari diangkatnya Thalut menjadi pemimpin Bani Israil.

Kala itu para pemuka Bani Israil meminta kepada Nabi untuk mengangkat seorang pemimpin, lantas nama Thalut lah yang kemudian disebut sebagai pemimpin yang telah ditunjuk oleh Allah SWT. Akan tetapi, kaum Bani Israil menolak ditunjuknya Thalut sebagai pemimpin hingga adanya bukti yang nyata.

Lebih lengkapnya, kisah dimulai sesaat setelah Nabi Musa AS wafat, kaum Bani Israil akhirnya tercerai berai, kehidupan mereka ditindas oleh raja kejam yang bernama Jalut. Karena sudah merasa tidak tahan dengan kepemimpinan Jalut, para pemuka Bani Israil berdiskusi dan meminta kepada Nabi untuk mengangkat seorang pemimpin yang berani dan bisa melawan Jalut.

Kemudian Nabi Samuil menyebut bahwa sesungguhnya Allah SWT telah mengangkat Thalut sebagai pemimpin Bani Israil. Namun para pemuka Bani Israil tidak yakin dan menolak jika Thalut kelak menjadi pemimpin mereka. Pasalnya, Thalut diketahui tidak memiliki harta yang banyak.

Namun Nabi dengan bijak menjawab bahwa sesungguhnya Allah SWT telah menganugerahi Thalut dengan ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa. Hal ini sesuai dengan isi surah Al Baqarah ayat 247.

وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ اللَّهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوتَ مَلِكًا ۚ قَالُوا أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ أَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِنَ الْمَالِ ۚ قَالَ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ ۖ وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu". Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?"

Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa". Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.”

Nabi kemudian berkata bahwa sesungguhnya tanda bahwa Thalut adalah seorang pemimpin adalah kembalinya tabut. Tabut tersebut berisi ketenangan dari Allah SWT serta adanya sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun.

Tak lama kemudian, muncul lah malaikat yang membawa tabut dan menjatuhkannya ke hadapan para pemuka Bani Israil. Melihat hal tersebut, mereka mengakui Thalut sebagai pemimpin sekaligus Raja dari Bani Israil. Tak ingin terus merasakan penindasan dari Jalut, kaum Bani Israil pun siap untuk berperang mengalahkan pasukan Jalut.

Dibawah kepemimpinan Thalut, ia telah memilih 70 ribu orang Bani Israil sebagai prajurit. Di antara para prajurit itu, ada seorang pemuda pemberani bernama Daud. Mereka kemudian berangkat untuk melawan pasukan Jalut. Udara gurun yang kering dan panas membuat para prajurit kehausan, bekal yang dibawa pun telah habis.

Sebelum berperang, Allah SWT memberikan ujian kepada para prajurit Thalut. Atas perintah Allah SWT, prajurit Thalut diberikan larangan untuk minum air sungai di tengah gurun, mereka diizinkan untuk minum namun hanya untuk melepas dahaga saja. Jika ada prajurit yang tidak meminumnya maka sesungguhnya prajurit tersebut adalah tergolong orang yang beriman.

Para prajuit Thalut pun awalnya menyanggupi hal tersebut, namun begitu sampai di sungai, para prajurit Thalut jadi lupa diri. Mereka langsung meminum air sungai itu sepuasnya dan bahkan ada yang menceburkan diri. Namun untungnya masih ada sebagian kecil prajutin Thalut yang melaksanakan perintah dari Thalut.

Alhasil, para prajurit yang meminum sepuasnya itu tiba-tiba merasa lelah dan mengantuk sehingga tidak sanggup untuk melanjutkan perjalanan. Akhirnya Thalut kembali melanjutkan perjalanan dengan jumlah prajurit yang lebih sedikit.

Meskipun demikian, seperti yang tertuang dalam surah Al Baqarah ayat 249 yang berbunyi bahwa golongan yang sedikit tetap dapat mengalahkan golongan yang banyak atas izin Allah.

“Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar".”

Saat tiba dan tampak lah Jalut beserta prajuritnya, Thalut dan para prajuritnya lantas berdoa kepada Allah SWT. Meminta untuk diberikan pertolongan.

وَلَمَّا بَرَزُوا لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ قَالُوا رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir".

Pasukan Thalut dan pasukan Jalut kemudian berperang. Meskipun jumlah pasukan prajurit milik Thalut lebih sedikit dari milik Jalut, pasukan Thalut tetap lebih unggul. Banyak bala tentara Jalut yang gugur di medan peran. Hingga akhirnya Jalut maju dan menantang pasukan Thalut.

Jalut yang memiliki tubuh tinggi besar seperti raksasa, mustahil untuk dikalahkan seorang diri. Namun, dengan berani, Daud yang masih remaja, maju dengan yakin dan siap untuk mengalahkan Jalut.

فَهَزَمُوهُمْ بِإِذْنِ اللَّهِ وَقَتَلَ دَاوُودُ جَالُوتَ وَآتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَهُ مِمَّا يَشَاءُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَفَسَدَتِ الْأَرْضُ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ

“Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.”

Dengan bermodalkan ketapel, Allah SWT bantu Daud untuk mengalahkan Jalut. Ketika ketapel batu itu dilontarkan ke arah Jalut, Allah SWT membantu Daud dengan membuat angin yang membawa batu ketapel milik Daud itu terlempar hingga mengenai dahi Jalut dan membuatnya meninggal. Akhirnya pasukan Thalut pun menang melawan pasukan Jalut.

Usai peperangan itu, kaum Bani Israil kemudian hidup di bawah kepemimpinan Thalut. Kemudian beberapa masa setelah Thalut wafat, Daud menggantikannya menjadi raja. Daud AS pun kemudian diangkat menjadi Nabi dan diturunkan kepadanya kitab Zabur.

Demikian adalah kisah dari Nabi Daud. Semoga kisah Nabi Daud di atas bisa menjadi inspirasi dan bermanfaat bagi anda.

Topik Terkait