Foto : Instagram/lucintaluna_manjalita

IntipSelebLucinta Luna mengaku kini alami penyakit mental, lantaran banyaknya bullying atau perundungan sebagai transgender. Ia pun pilih istirahat dari media sosial demi menenangkan diri.

Mau tahu penyakit mental yang diidap Lucinta Luna. Yuk, intip artikel lengkapnya.

Penyakit Mental yang Terjadi

Foto : Freepik

Dilansir dari Klikdokter, bullying telah diidentifikasi oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sebagai salah satu faktor yang dapat secara negatif memengaruhi kesehatan fisik dan emosional seseorang, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Korban bullying seringkali menghadapi dampak serius, yang meliputi cedera fisik, tantangan sosial, dan masalah emosional yang berujung pada risiko yang meningkat terhadap perilaku bunuh diri dan kematian. Penyebabnya adalah efek merusak terhadap rasa percaya diri dan lonjakan risiko terkena gangguan mental.

Studi yang dilakukan oleh Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development di Amerika Serikat menemukan bahwa baik korban maupun pelaku bullying memiliki risiko tinggi untuk mengalami depresi. Risiko ini terutama meningkat pada kasus bullying elektronik, seperti melalui media sosial, pesan singkat, atau email, dibandingkan dengan bentuk bullying yang lebih langsung.

Penting untuk dicatat bahwa Mayo Clinic juga telah mengungkapkan temuan serupa. Menurut lembaga ini, korban bullying memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami beberapa masalah, termasuk:

1. Gangguan Kesehatan Mental

Korban bullying cenderung mengalami depresi, gangguan kecemasan, masalah tidur, penurunan rasa percaya diri, serta kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri atau bahkan mencoba bunuh diri.

2. Penurunan Performa Akademik atau Pekerjaan

Anak-anak yang menjadi korban bullying sering kali merasa takut untuk bersekolah, yang dapat menyebabkan penurunan performa akademik mereka. Pelaku bullying juga mungkin mengalami penurunan dalam prestasi sekolah, bahkan mungkin menghadapi sanksi yang lebih serius.

3. Penyalahgunaan Zat Adiktif

Baik anak-anak maupun orang dewasa yang menjadi korban bullying memiliki risiko lebih tinggi untuk terjerumus dalam penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau alkohol sebagai cara untuk melarikan diri dari situasi emosional yang sulit.

4. Kecenderungan Kekerasan

Dalam beberapa kasus, korban bullying dapat merespon dengan perilaku agresif atau bahkan upaya untuk membalas dendam terhadap orang lain sebagai hasil dari stres yang mereka alami.

Cara Menghindari

Foto : Freepik

Menanggapi temuan dari jurnal International Archives of Occupational and Environmental Health, penting untuk membatasi paparan terhadap bullying, baik di lingkungan kerja maupun masyarakat. Jika memungkinkan, menjauhlah dari pelaku bullying dan kurangi interaksi sosial dengan mereka.

Bagi korban, reaksi yang agresif atau frontal sebaiknya dihindari. Pelaku bullying mungkin merasa senang jika korban memberikan respons seperti ini. Yang paling penting, tetaplah yakin bahwa diri kamu memiliki nilai, dan cobalah untuk mengelilingi diri kamu dengan orang-orang yang mendukung dan positif.

Merawat pola hidup yang sehat, termasuk mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, mengejar hobi yang positif, beribadah, dan menghindari faktor pemicu stres, juga dapat memberikan pondasi kuat dalam merangkai kembali kesehatan emosional kamu.

Topik Terkait