Foto : Everyday healthy

IntipSeleb – Pola hidup yang tidak teratur hingga kurangnya olahraga membuat beberapa penyakit menjadi populer belakangan ini. Salah satunya adalah Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Ini merupakan suatu kondisi yang sering diabaikan, namun dapat berdampak serius pada kesehatan. Dilansir dari website kesehatan, dalam satu tahun, sekitar 1,8-2,1 juta orang di Indonesia mengalami GERD, dan prevalensinya mencapai 4,9% atau sekitar 30.154 kasus.

Meskipun terjadi pada berbagai kelompok usia, baik dewasa maupun anak-anak, dampak GERD dapat mengganggu kualitas hidup seseorang. Seperti apa penjelasan dari ahli terkait hal ini? Yuk intip di bawah ini.

Gejala dan Penyebab GERD

Foto : Freepik.com

Penyakit asam lambung atau GERD menghasilkan gejala yang mengganggu, seperti sensasi terbakar di dada (heartburn), bersendawa, mual, muntah, maag, sesak napas, dan rasa asam di mulut.

Spesialis gastroenterohepatologi, Profesor Dr. dr. Ari Fahrial Syam, menjelaskan bahwa faktor gaya hidup dan pola makan yang tidak terkontrol menjadi penyebab utama peningkatan kasus GERD di masyarakat.

Kalau kita bicara soal penyakit Gerd adalah suatu penyakit yang menjadi tren di kalangan masyarakat yang dikelompokkan penyakit asam lambung (acid releted disease),” ucap Profesor Ari Fahrial Syam di YouTube Kata Dokter. Ia menyoroti gejala seperti dada terasa panas dan mulut pahit, yang muncul karena isi lambung mengalir ke kerongkongan.

Pencegahan dan Gaya Hidup Sehat

Foto : Freepik

Dokter Ari menyarankan beberapa langkah pencegahan dan perubahan gaya hidup untuk mengelola GERD. Pertama, menghindari makanan yang tinggi asam lambung, seperti coklat dan keju, serta menghindari kebiasaan tidur setelah makan. Selain itu, mengontrol berat badan, mengurangi konsumsi alkohol dan rokok, dan rutin berolahraga juga dapat membantu mengatasi masalah asam lambung.

Disatu sisi gaya hidup seperti kebisaan habis makan langsung tidur yang bisa menyebabkan asam lambung naik dan juga kegemukan. Olahraga juga harus teratus, konsumsi alkohol dan rokok harus dikurangi,” tambahnya.

Pengobatan dan Peran Dokter

Foto : Youtube/kata dokter

Dokter Ari menggarisbawahi bahwa pengobatan GERD melibatkan dua aspek utama: perubahan gaya hidup dan penanganan medis. Mengurangi konsumsi alkohol dan kafein, mengendalikan stres, serta menjaga berat badan merupakan bagian dari pendekatan gaya hidup.

Selain itu, pengobatan medis termasuk penggunaan obat antasida yang menetralkan asam lambung, obat pelapis dinding lambung seperti sukralfat, dan obat-obatan yang dapat menekan produksi asam lambung seperti ranitidin, omeprazole, dan esomeprazole.

"Pengendalian stres, pengaturan berat badan, dan pengobatan selama 6-8 minggu diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal," jelasnya.

GERD bukan hanya masalah sepele, melainkan suatu kondisi yang memerlukan perhatian serius. Mengelola pola hidup, pencegahan, dan pengobatan yang tepat dapat membantu mengatasi dampak negatif penyakit asam lambung ini. Ingin mengetahui lebih banyak tentang pengobatan dan pencegahan? Saksikan di YouTube Kata Dokter.

Topik Terkait