Purbaya juga menunjukkan keyakinan tinggi bahwa gelombang protes dari masyarakat akan mereda dengan sendirinya setelah ia mulai menjalankan program ekonomi.
Ia mengklaim, "Once saya ciptakan pertumbuhan ekonomi 6 persen, 7 persen, itu akan hilang dengan otomatis. Mereka akan sibuk cari kerja dan makan enak dibandingkan mendemo,".
Pernyataan ini sontak menuai sorotan tajam. Purbaya dinilai tidak sensitif terhadap kondisi ekonomi rakyat, padahal ia baru saja dilantik sebagai pejabat negara. Pernyataannya yang terkesan meremehkan justru memicu kegaduhan baru di tengah masyarakat.
Menanggapi polemik yang terjadi, Purbaya akhirnya menyampaikan permohonan maaf. Permintaan maaf tersebut ia sampaikan pada hari ini, Selasa, 9 September 2025. Meskipun demikian, kritikan dari berbagai pihak, termasuk Pandji Pragiwaksono, menjadi bukti betapa sensitifnya isu ekonomi bagi masyarakat dan pentingnya empati dari para pejabat.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi seluruh pejabat publik untuk selalu berhati-hati dan bijaksana dalam setiap ucapan, terutama saat berhadapan dengan isu-isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Kelalaian dalam berbicara bisa memicu gejolak sosial dan ketidakpercayaan publik.