Foto : IG @aurakasih

“Tapi misal tiba-tiba aku ketemu orang nyambung banget, tapi udah punya bini, tapi kita enggak bisa menghindari perasaan itu, mau gimana lagi, perasaan juga dikasih Tuhan,” katanya menyambung.

Pernyataan itu kembali menegaskan bahwa perasaan sering dijadikan tameng untuk membenarkan tindakan merebut pasangan orang lain. Meski begitu, Aura menyebut tidak semua kasus pelakor memiliki pola yang sama.

Dalam pembicaraannya, Aura Kasih bahkan mencontohkan kasus pelakor yang dinilai masih memiliki empati terhadap istri sah. Ia menyebut ada perempuan yang tetap mengingatkan pria tersebut untuk pulang ke keluarganya, meski hubungan terlarang masih berlangsung.

“Jarang banget ada pelakor yang baik. Cowok dan ceweknya nginep bareng, terus nyuruh pulang, anak-anak kamu sekolah. Kalau ada yang seperti itu berarti bener-bener cinta,” imbuhnya.

Menurut Aura, kasus semacam itu nyata terjadi. Namun, ia tetap menegaskan batas kesalahan yang tidak bisa ditoleransi.

Aura Kasih menilai tindakan pelakor menjadi kesalahan besar ketika sudah berdampak langsung pada perubahan sikap seorang suami terhadap istri dan anak-anaknya.

“Itu salah banget, apalagi cowoknya sampai berubah sama istrinya, lebih salah lagi,” ucapnya.

Topik Terkait