IntipSeleb – Dalam dunia hiburan, perjalanan karier yang menarik sering kali menjadi sorotan. Salah satu kisah inspiratif datang dari aktris Nur Fettahoglu, yang dikenal luas melalui perannya sebagai Mahidevran dalam series "Abad Kejayaan". Namun, sebelum mencapai puncak popularitas sebagai salah satu karakter ikonik dalam drama sejarah tersebut, Nur memulai kariernya sebagai pembawa berita.
Nur Fettahoglu lahir di Jerman pada 12 November 1980. Berdarah Jerman dan Turki, ia menjalani pendidikan di Besiktas Lisesi sebelum melanjutkan studinya di Universitas Halic, di mana ia meraih gelar di bidang Fashion Design. Latar belakang akademiknya yang unik menunjukkan bahwa Nur memiliki talenta yang beragam sebelum akhirnya terjun ke dunia seni peran.
Karier Nur di layar kaca dimulai di Sky Turk, di mana ia bekerja sebagai pembawa berita. Kepiawaiannya dalam berbicara di depan kamera tidak luput dari perhatian, dan segera ia dilirik untuk bermain dalam beberapa serial televisi dan film layar lebar. Puncak kariernya datang pada tahun 2013 ketika ia memerankan Mahidevran dalam "Abad Kejayaan", sebuah serial yang mendapatkan popularitas besar dan memperkenalkan kisah-kisah dari era kekaisaran Ottoman kepada penonton modern.
Peran Mahidevran membawa Nur ke tingkat popularitas baru, memperlihatkan kemampuan aktingnya yang memukau. Kini, para penggemar dapat menyaksikan kembali akting brilian Nur dalam "Abad Kejayaan" yang ditayangkan di ANTV. Dalam episode malam ini, konflik di Istana semakin memanas dengan cerita tentang Hurrem yang didiagnosa mengalami keracunan oleh dokter. Ibrahim, yang mengetahui bahwa Mahidevran adalah pelaku di balik keracunan tersebut, tetap merahasiakannya dari Suleiman meskipun Mahidevran meminta bantuannya untuk menyingkirkan Hurrem.
Cerita semakin menegangkan ketika Mahidevran terpaksa memindahkan Gulsah ke Istana lama, sementara Hurrem mendapat kamar baru yang luas dan mulai dekat dengan Maria, yang kini dikenal sebagai Gulnihal setelah memeluk Islam. Pengakuan Gulnihal kepada Hurrem menambah ketegangan cerita: apakah Hurrem akan menerima Gulnihal atau justru melihatnya sebagai ancaman terhadap posisinya di hati Suleiman? Dan akankah anak-anak Hurrem berhasil mendapatkan takhta di Istana?