img_title
Foto : People

IntipSeleb Barat – Salah satu rapper terkaya di dunia, Kanye West disebut-sebut membeli media sosial konservatif Parler.

Mantan suami Kim Kardashian itu membeli media sosial Parler sebagai alternatif “kebebasan berbicara” selain Twitter. Berikut informasi selengkapnya!

Kanye West Membeli Media Sosial Parler

Deadline
Foto : Deadline

Kanye West telah setuju untuk membeli platform media sosial konservatif Parler, kata perusahaan induk aplikasi itu dalam sebuah pernyataan pada Senin kemarin.

“Di dunia di mana opini konservatif dianggap kontroversial, kami harus memastikan bahwa kami memiliki hak untuk mengekspresikan diri secara bebas,” kata West, yang kini disapa Ye, dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Parler, dikutip dari The Newyork Times, Selasa, 18 Oktober 2022.

Langkah itu dilakukan setelah Ye diblokir dari Twitter-nya dan akun Instagram untuk membuat pernyataan antisemisme. Antisemitisme sendiri adalah suatu sikap prasangka atau kebencian terhadap Yahudi dalam bentuk-bentuk tindakan penganiayaan atau penyiksaan terhadap agama, etnik, maupun kelompok ras, mulai dari kebencian terhadap individu hingga lembaga.

Kanye West dalam konten Instagram, yang sudah dihapus, menuduh seorang musisi dikuasai oleh “orang-orang Yahudi”. Lalu setelah kontennya diblokir Instagram, Kanye West beralih ke Twitter, ia mencuit untuk pertama kalinya setelah dua tahun.

Dia kemudian mencuit “Kalian bermain-main denganku dan mencoba menolak siapa pun yang menentang agenda kalian”. Dia juga menulis bahwa dia bukan seorang antisemitisme

Cuitan itu dihapus oleh Twitter karena melanggar kebijakan mereka. Juru bicara Twitter mengonfirmasi bahwa platform memblokir akun Kanye West.

Alasan Kanye Membeli Parler

Pinterest
Foto : Pinterest

Ye mengatakan kepada Bloomberg News bahwa dia termotivasi untuk membeli media sosial Parler setelah Instagram dan Twitter menghukumnya. Dia juga menolak untuk mengungkapkan ketentuan kesepakatan ke outlet.

Kekayaan bersih Ye dilaporkan $2 miliar atau setara Rp30 triliun. Sebagian besar kekayaannya berasal dari merek sepatu kets Yeezy dan kemitraannya dengan Gap dan Adidas. Namun, Ye memutuskan hubungan bisnis dengan Gap baru-baru ini, dan Adidas mengatakan juga sedang meninjau hubungan bisnisnya dengannya.

Parler adalah salah satu dari beberapa platform ‘sayap kanan’ yang muncul selama era Donald Trump, karena pendukung mantan presiden mengklaim perlakuan tidak adil oleh Twitter dan aplikasi lain. Parler, yang awalnya diluncurkan pada 2018, terseret dalam kontroversi tahun lalu atas perannya dalam kerusuhan 6 Januari 2021 di gedung Capitol. Itu menyebabkan banyak perusahaan teknologi, termasuk Google dan Amazon, untuk memasukkan layanan ke daftar hitam, membuat aplikasi dan situs webnya tidak dapat diakses.

Topik Terkait