img_title
Foto : Pinterest

IntipSeleb Gaya Hidup – Pura Tirta Empul merupakan pura yang dianggap suci oleh umat hindu. Pura ini terletak di daerah Tampak Siring, tepatnya di Jalan Tirta, Manukaya, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Bangunan yang berisi air suci ini didirikan pada tahun 962 Masehi oleh raja Sri Candrabhayasingha Warmadewa.

Pura ini memiliki beberapa mata air suci yang konon diciptakan oleh Dewa Indra dan dipercaya sebagai air berkah yang dapat menyucikan orang yang mandi di sana. Tirta Empul didedikasikan untuk Wisnu, Dewa air dalam agama Hindu.

Dalam bahasa Bali, Tirta Empul diterjemahkan secara longgar berarti air yang memancar dari bumi, yang karenanya Tirta Empul dianggap sebagai mata air suci. Ini dianggap sebagai salah satu dari lima pura paling suci di seluruh Bali dan dianggap sebagai salah satu sumber air tersuci di Bali.

Bagaimana sejarah dari pura unik yang satu ini dan bagaimana daya tarik yang ditawarkannya? Yuk terus simak artikel di bawah ini.

Sejarah Pura Tirta Empul

Pinterest
Foto : Pinterest

Mitologi Pura

Diceritakan bahwa Raja Mayadenawa bersikap sewenang–wenang dan tidak mengizinkan rakyat untuk melaksanakan upacara keagamaan untuk mohon keselamatan dari dewa. Setelah perbuatan itu diketahui oleh para dewa, maka para dewa yang dikepalai oleh Bhatara Indra menyerang Mayadenawa.

Mayadenawa kalah dan melarikan diri hingga di sebelah Utara Desa Tampak siring. Dengan kesaktiannya ia menciptakan sebuah mata air beracun mengakibatkan laskar Bhatara Indra yang mengejarnya gugur akibat minum air tersebut.

Melihat hal ini Bhatara Indra segera menancapkan tombaknya dan "air keluar dari tanah" (Tirta Empul). Air Suci ini dipakai memerciki para Dewa sehingga tidak beberapa lama bisa hidup lagi seperti sediakala.

Awal Pendirian

Sejarah Pura Tirta Empul dibangun disekililing sebuah sumber mata air yang besar pada tahun 962 M selama wangsa Warmadewa oleh raja Sri Candrabhayasingha Warmadewa (dari abad ke-10 hingga ke-14). Nama pura ini pun berasal dari sumber mata air tersebut yang dinamakan "Tirta Empul".

Mata air tersebut berasal dari sungai Pakerisan. Pura dibagi menjadi 3 bagian, yakni Jaba Pura (halaman depan), Jaba Tengah (halaman tengah) dan Jeroan (halaman dalam). Jaba Tengah terdiri dari 2 kolam dengan 30 pancuran yang diberi nama sebagai berikut: Pengelukatan, Pebersihan, dan Sudamala serta Pancuran Cetik (racun).

Mata Air Tirta Empul

Untuk menyembuhkan pasukan dari efek mata air beracun Mayadenawa, Dewa Indra manancapkan senjata beliau ke tanah. Dari tancapan senjata dewa Indra ke tanah, muncul mata air sebagai penawar racun Mayadenawa. Setelah pasukan Dewa Indra meminum air dari mata air, pasukan dewa Indra sembuh dari keracunan.

Mata air ini di beri nama Tirta Empul yang berarti mata air suci yang timbul dari tanah. Kemudian, di sekitar area mata air di bangun pura untuk memuja dewa Indra yang di beri nama Pura Tirta Empul.

Mayadenawa mengetahui rencananya meracuni pasukan dewa Indra telah gagal dan berusaha melarikan diri ke area hutan dan merubah bentuk dirinya dengan banyak wujud. Namun dewa Indra dan pasukannya terus mengejar Mayadenawa.

Karena lelah terus di kejar, maka Mayadenawa merubah dirinya menjadi bentuk batu besar. Namun perubahan bentuk ini di ketahui oleh dewa Indra dan memanah Mayadenawa hingga terbunuh oleh panah dewa Indra. Terbunuhnya raja Mayadenawa, selalu diperingati oleh umat hindu Bali setiap 210 hari yang bernama hari Raya Galungan.

Pesona Pura Tirta Empul

Pinterest
Foto : Pinterest

Bagian Dalam Pura

Sebagai pusat petirtaan atau pemandian, Tirta Empul merupakan kompleks candi yang cukup besar dan membutuhkan setidaknya 30 menit hingga satu jam untuk menjelajahi seluruh situs. Sama seperti di pura dan tempat suci lainnya di sekitar pulau, kamu harus mengenakan 'sarung' sebelum memasuki tempat tersebut. Sarung tersedia di pintu masuk candi dan dapat disewa dengan sedikit sumbangan.

Segera setelah kamu memasuki pura, kamu akan berjalan melewati gerbang batu besar Bali (dikenal sebagai candi bentar) dan tiba di halaman luar pura. Area pura ini disebut jaba sisi. Di ujung halaman ada candi bentar lain yang dibangun di dinding yang mengarah ke halaman tengah.

Gerbang ini dijaga oleh patung-patung besar dua Dwarapala atau wali yang dipahat dengan halus yang diberi kuas warna emas. Di bagian atas gapura terdapat ukiran Kala yang cukup berbeda dengan ukiran Kala lainnya di tempat lain karena memiliki taring yang mencuat ke atas dan sepasang tangan dengan tangan terbuka.

Tradisi Melukat di pura

Warga sekitar kerap kali melakukan tradisi Melukat di tempat ini. Melukat sendiri merupakan sebuah tradisi penyucian di Tirtha Empul yang tepatnya di kolam Jaba Tengah.

Tradisi ini banyak menarik pengunjung untuk ikut serta, baik wisatawan lokal atau wisatawan asing. Tradisi Melukat dipercaya oleh masyarakat Hindu Bali memiliki banyak manfaat.

Kegiatan ini dikabarkan dapat mengobati berbagai macam penyakit, seperti sakit gigi, rematik dan asam urat, dan beberapa meyakini tradisi Melukat juga dapat melancarkan rezeki dan mendapatkan jodoh. Dalam pelaksanaannya, para warga lokal dan wisatawan yang mengikuti tradisi Melukat harus menyampaikan doa-doa dengan menangkupkan kedua tangan.

Namun untuk mengikuti tradisi Melukat di pura Tirta Empul, para wisatawan harus mengikuti peraturan yang berlaku. Diantaranya meletakan canang (persembahan) di atas pancuran air dan memakai kain yang diikatkan pada bagian pinggang. Bagi wisatawan yang sedang haid, tidak diperbolehkan mengikuti tradisi Melukat.

Cara Menuju ke Pura Tirta Empul

Shutterstock
Foto : Shutterstock

Pura Tirta Empul terletak kira-kira 14 km timur laut Ubud. Jika kamu menginap di sekitar pusat kota Ubud, kamu akan membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit perjalanan.

Namun jika kamu berencana untuk langsung menuju Tirta Empul begitu sampai di Bandara Ngurah Rai akan memakan waktu kurang lebih 1 jam 30 menit. Berikut adalah beberapa opsi bagi kamu untuk membawa kamu ke sana:

1. Sewa Motor

Mengemudi motor akan menjadi pilihan paling terjangkau dan termudah untuk sampai ke Pura Tirta Empul. Kamu dapat dengan mudah menyewa motor di mana saja di Bali karena ada banyak layanan sewa motor yang dapat kamu temukan di sekitar pulau.

Satu motor harganya sekitar Rp 50-70 ribu sehari, kamu juga akan mendapatkan helm dan pastikan untuk memakainya. Pastikan untuk membawa peta atau memiliki internet yang stabil agar peta online kamu dapat sampai ke sana.

2. Sewa Mobil

Menyewa mobil juga merupakan pilihan yang bagus jika kamu bepergian dengan kelompok yang lebih besar atau dengan keluarga. Sama seperti menyewa motor, layanan sewa mobil juga dapat diakses di mana-mana di Bali. Kamu juga dapat menemukan persewaan mobil dengan layanan online.

3. Bergabung dengan tur

Kamu juga bisa bergabung dengan tur wisata untuk sampai ke Tirta Empul. Ini adalah pilihan ideal, jika kamu tidak nyaman mengendarai motor atau menyewa mobil. Ada banyak operasi tur di pusat kota dan kamu dapat memesan tur ke Tirta Empul. Biaya bervariasi tergantung pada setiap operasi dan pilihan mereka.

Itu dia tentang pura suci di Bali yang memikat dan bisa jadi opsi wisata kamu. Selamat berlibur!(rgs)

Topik Terkait