img_title
Foto : Gmaps/Indah Ameliany Putri

IntipSeleb Gaya HidupMuseum di Jakarta ada banyak sekali. Menawarkan berbagai macam aneka variasi karya seni yang memukau, fasilitas yang ada di museum tersebut juga bagus dan bikin para pengunjungnya nyaman.

Meski ada yang memerlukan biaya tiket masuk, ada juga museum yang tak memerlukan biaya untuk masuk lho, alias gratis! Nah, cocok banget nih buat kamu yang ingin berlibur dengan budget sedikit namun tetap berkesan. Berlokasi di Ibu Kota, Museum di Jakarta berikut ini akan menyajikan beragam koleksi yang menambah wawasan kamu.

Di Jakarta, ada banyak sekali area museum yang gratis dan terbuka untuk umum. Penasaran ada museum apa saja? Yuk intip deretan Museum di Jakarta yang gratis dikunjungi berikut ini.

1. Museum Joang 45

gmaps/Jakarta Tourism
Foto : gmaps/Jakarta Tourism

Museum di Jakarta yang gratis pertama ada Museum Joang 45 atau juga dikenal dengan Gedung Joang ‘45. Berlokasi di di Jalan Menteng Raya 31, Kelurahan Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. museum ini telah diresmikan pada tahun 1974 oleh Presiden Soeharto.

Sebagai museum yang telah berdiri sejak tahun 90-an, bangunan museum terasa sekali suasana zaman dulunya. Tahukah anda bahwa sebenarnya bangunan ini sudah dibangun sejak tahun 1920? Awalnya juga bangunan ini bukanlah museum, melainkan hotel yang dikelola orang keluarga L.C. Schomper yang merupakan keturunan Belanda.

Di museum ini, kamu bisa melihat banyak koleksi museum yang berkaitan dengan sejarah jejak perjuangan Kemerdekaan RI. Di antaranya ada mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI pertama atau juga dikenal dengan REP 1 dan REP 2.

Ada juga mobil yang menjadi saksi bisu peristiwa pemboman di Cikini. Selain itu, aneka foko dokumentasi, lukisan dan diorama juga akan memukau sekaligus menambah wawasan anda tentang perjuangan para rakyat Indonesia di era 45-50an.

2. Museum Tekstil

gmaps/retty hakim
Foto : gmaps/retty hakim

Museum Teksil juga merupakan termasuk museum di Jakarta yang gratis untuk dikunjungi. Museum ini telah diresmikan pada 28 Juni 1976 oleh Ibu Tien Suharto. Museum yang berlokasi di Jalan K.S. Tubun / Kota Bambu Selatan No. 4 Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat ini dibangun dengan tujuan untuk melestarikan budaya tekstil di Indonesia.

Menariknya, dulu bangunan museum ini bukanlah museum, melainkan rumah pribadi dari seorang warga negara Prancis yang dibangun di abad 19. Kemudian berpindah tangan ke seorang konsultan Turki yakni Abdul Azis Almussawi Al Kazimi. Kemudian berpindah tangan lagi ke Dr. Karel Christian Cruq di tahun 1942.

Di sini, kamu bisa menemukan kurang lebihnya 1914 koleksi kain. Akan tetapi, hanya ada kisaran 120 kain saja yang dipilih untuk dipamerkan dan dipublikasikan. Kain tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia, dengan berbagai corak menarik tentunya.

Selain itu, ada juga koleksi batik alami, motif-motif cap batik, aneka interior batik hingga topeng dan wayang golek. Ada juga taman pewarna alam yang luasnya 2.000 meter yang juga digunakan untuk melestarikan dan memperkenalkan aneka jenis pohon yang bisa dijadikan bahan pewarna alami.

3. Museum Betawi

gmaps/MJs Reisen
Foto : gmaps/MJs Reisen

Betawi merupakan suku bangsa Indonesia yang penduduknya menempati wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sudah berada di Jakarta, belum lengkap rasanya jika tak mengetahui lebih lanjut mengenai suku Betawi. Nah, untuk kamu yang penasaran budaya dan hal menarik lainnya dari suku yang satu ini, bisa coba mengunjungi Museum Betawi Setu Babakan.

Berlokasi di Jl. RM. Kahfi II, RT.13/RW.8, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, kamu bisa melihat aneka ragam budaya unik dari suku Betawi. Museum yang terdiri dari 2 lantai ini, berisi aneka lukisan, benda antik hingga hasil produk budaya Betawi seperti alat musik, perabot rumah tangga, alat kerja, transportasi hingg lukisan tokoh dari Betawi.

4. Museum Mohammad Hoesni Thamrin

gmaps/E.A.P.
Foto : gmaps/E.A.P.

Selanjutnya ada Gedung Mohammad Hoesni Thamrin atau yang juga dikenal dengan Museum MH. Thamrin. Lokasi museum ini ada di sekitar Universitas Indonesia Salemba, tepatnya di Jalan Kenari II No. 15, Jakarta Pusat. Muhammad Hoesni Thamrin merupakan nama seorang tokoh.

Ia dilahirkan di Sawah Besar, Batavia (nama Jakarta dulu), pada 16 Feburari 1894. Ia membeli bangunan ini dari Belanda yang kemudian dihibahkan menjadi sebuah gedung tempat berkumpulnya rakyat Indonesia tanpa melihat golongan tertentu.

Karena merasa keberadaan Tharim membahayakan kolonial Belanda, Thamrin lantas dikenakan tahanan rumah hingga kemudian menderita sakit dan wafat pada 11 Januari 1941.

Museum ini akhirnya dijadikan sebagai memoar kehidupannya pada 11 Januari 1986 di masa pemerintahan gubernur Jakarta R. Soeprapto. Di dalam museum ini, kamu bisa menemukan beragam benda yang berkaitan dengan masa kehidupan MH Thamrin, misalnya saja radio, pakaian hingga sepeda. Namun ada juga alat musik keseian khas Betawi seperti tanjidor dan juga pakaian adat Betawi. Ada juga diorama yang mengisahkan masa hidup MH Thamrin.

5. Museum Prasasti

gmaps/Dimas Xchange
Foto : gmaps/Dimas Xchange

Museum di Jakarta selanjutnya yang patut kamu kunjungi adalah Museum Taman Prasasti. Museum ini berlokasi di Jalan Tanah Abang No. 1, Jakarta Pusat dan termasuk dalam Cagar Budaya peninggalan masa kolonial Belanda.

Awalnya, area seluas 5,5 ha ini merupakan pemakaman umum bernama Kebon Jahe Kober. Hingga kemudian pada 9 Juli 1977, area pemakaman ini dibangun menjadi museum dan akhirnya dibuka untuk umum. Di sini kamu bisa menemukan aneka koleksi prasati, nisan dan makam sebanyak 1.372 yang terbuat dari batu alam, marmer hingga perunggu. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, kini luas museum ini hanya menyisakan 1,3 ha saja.

6. Galeri Nasional Indonesia

gmaps/Galeri Nasional Indonesia
Foto : gmaps/Galeri Nasional Indonesia

Galeri Nasional Indonesia bisa dikatakan sebagai salah satu museum yang cukup populer di Jakarta. Museum ini, sering juga dijadikan sebagai tempat untuk pameran hingga perhelatan seni rupa Tanah Air maupun mancanegara. Awalnya, gedung ini adalah Yayasan Kristen Carpentier Alting Stitching (CAS) yang dibangun untuk sekolah asrama khusus wanita di tahun 1990.

Mengalami beberapa kali alih fungsi, Gedung ini akhirnya menjadi Gedung Pameran Seni di tahun 1987. Prof. Dr. Fuad Hasan yang kala itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudaan lah yang merancang hal tersebut.

Di sini, kamu bisa melihat aneka ragam pameran, preservasi, seminar ilmu, diskusi ilmiah, penampilan kesenian, perlombaan, festival hingga tujuan pendidikan lainnya. Kamu akan menemukan setidaknya 1700 karya dari para tokoh seniman Tanah Air, ada lukisan, fotogradi, patung hingga pahatan.

Tak hanya memamerkan karya seniman lokasl saja, namun para tokoh dunia seperti Sudan, India, Peru, Kuba, Vietnam, Myanmar dan lainnya juga tersebut. Berlokasi di Jalan Medan Merdeka Timur No. 14 Jakarta Pusat, kamu juga bisa dengan bebas mengabadikan momen di tempat tersebut karena fasilitas dan suasana yang estetik.

Demikian adalah sederet rekomendasi Museum di Jakarta yang gratis dikunjungi. Jika sedang senggang, anda bisa manfaatkan waktu untuk datang ke museum dan melihat-lihat karya seni yang memukau mata. Akhir kata semoga artikel terkait museum di Jakartaini dapat bermanfaat bagi anda dan selamat berlibur! (jra)

Topik Terkait