img_title
Foto : Instagram.com/rabbaniprofesorkerudung

Dalam utasnya Kalis Mardiasih juga memberikan sejumlah informasi mengenai mitos dan fakta Kekerasan Seksual.

Untuk pembuat iklan yang masih berpikir iklan macam begini masih laku untuk pasar perempuan, kalian salah besar. Ini tahun 2023. UU TPKS sudah sah. Masyarakat udah semakin teredukasi mitos dan fakta kekerasan seksual. Iklan misogini hanya menunjukkan level kualitas brand,” tulis Kalis Mardiasih.

Kalimat akhir di iklan: pria yang salah atau wanitanya yang bodoh? lu yang ketinggalan belajar makanya melecehkan perempuan nggak pakai hijab mulu,” tutupnya.

Salah satu aktivis perempuan juga menyuarakan pendapatnya di Instagram.

Kalau dari sudut pandang saya yang orang komunikasi dan advertising, yang bikin konten ini BODOH karena alih-alih memberikan informasi seputar pelecehan seksual yang faktual (data banyak kok yang bisa kalian akses. Jangan malas), malah ngalor ngidul bahas siapa yang salah. Kalau anak bayi umur 7 minggu diperkosa sampai meninggal, yang salah siapa? Anak bayi yang pake diapers jadi paha kemana2? Nggak paham lagi sama konten2 kaya gini. Pembodohan publik," ujar aktivis perempuan Poppy Dihardjo melalui akunnya @poppydihardjo

Rabbani copywriter-nya udahlah jelek, misoginis victim blaming. Semua lu rebut, heran gue mah. Masa kekerasan seksual katanya terjadi karena wanitanya bodoh, tidak ada asap kalau tidak ada api katanya,” kata salah satu warganet Twitter.

Inii tim rabbaninya ga pernah baca berita yak, atau emng pura2 buta aja? Gk pernah tau gitu 13 santriwati dilecehkan sama ketua ponpesnya? Itu kurang tertutup gimana cobaa pakaiannya. Hadeuhh,” kata yang lainnya.

Topik Terkait