img_title
Foto : Pinterest/Flickr

IntipSeleb Gaya HidupRamadan 2023 akan tiba dalam hitungan beberapa hari ke depan. Bulan penuh berkah ini selalu dinanti-nantikan umat Muslim di berbagai dunia.

Baru-baru ini, Arab Saudi mengeluarkan aturan terbaru terkait bulan suci Ramadan. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Urusan Agama Islam beberapa hari lalu. Namun, beberapa peraturan terbaru itu dianggap kontroversial hingga memicu reaksi dari banyak Muslim di seluruh dunia. Apa saja?

Aturan Baru Ramadan di Arab Saudi

Aturan baru ini disebut-sebut sebagai upaya lebih lanjut pemerintah Arab Saudi untuk membatasi pengaruh Islam dalam kehidupan publik. Padahal, Arab juga sedang gencar-gencarnya membuka diri, membuat sejumlah pagelaran musik dengan mengundang musisi asing.

Setidaknya ada 10 poin yang disampaikan oleh lembaga pemerintahan itu dalam akun Twitternya. Berikut beberapa aturan tersebut dikutip Middle East Monitor, Kamis, 16 Maret 2023.

1. Imam dan muadzin tidak boleh absen kecuali sangat mendesak.
2. Salat Tarawih (malam) tidak diperpanjang.
3. Menyelesaikan salat tahajud pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sebelum adzan subuh.
4. Salat juga diminta diadakan dengan waktu yang cukup, agar tidak menyusahkan jamaahnya.
5. Hal-hal seperti menggunakan kamera di masjid untuk memotret imam dan jamaah selama salat tidak diizinkan.

6. Tidak mentransmisikan hal-hal terkait masjid atau menyiarkannya di media apa pun.
7. Melarang masjid mengumpulkan sumbangan keuangan untuk mengatur makan untuk berbuka puasa bagi orang yang berpuasa.
8. Untuk buka puasa, makanan disiapkan dan di area yang ditentukan di halaman masjid bukan di dalam masjid itu sendiri. Ini nantinya dilakukan di bawah tanggung jawab dari imam dan muadzin.
9. Pembatasan jumlah dan volume pengeras suara yang mengumandangkan adzan.
10. Orang tua tidak diizinkan membawa anak ke masjid untuk salat.

Kata Kementerian

www.freepik.com/@wirestock
Foto : www.freepik.com/@wirestock

Juru bicara Kementerian, Abdullah Al-Enezi, menepis kekhawatiran tersebut dalam wawancara telepon dengan saluran tersebut, Al-Saudiya. Ia menyatakan bahwa semua hal ini dibuat agar pelaksanaan ibadah lebih teratur dan khusyuk di bawah tanggung jawab imam.

"Kementerian tidak mencegah berbuka puasa di masjid tetapi, sebaliknya, menyelenggarakannya, sehingga ada penanggung jawab yang mendapat izin darinya, dan mendapat fasilitas dalam rangka menjaga kesucian dan kebersihan masjid serta tidak memungut sumbangan selain kedinasan," ungkapnya.

"Larangan merekam dan menyebarkan sholat bertujuan untuk melindungi platform dari eksploitasi, bukan karena ketidakpercayaan terhadap imam atau pengkhotbah, melainkan untuk menghindari kesalahan, terutama jika itu tidak disengaja,” tutupnya. (bbi)

Topik Terkait