img_title
Foto : Freepik/ rawpixel.com

IntipSeleb – Adakah di antara kalian yang masih belum membayar utang puasa Ramadan? Jangan sampai kelupaan untuk bayar utang puasa Ramadan karena bulan puasa sudah tinggal hitungan minggu, lho.

Seperti diketahui, puasa Ramadan merupakan salah satu kewajiban agama bagi umat Islam. Tapi, terkadang ada situasi tertentu di mana seseorang tidak bisa menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan, misalnya menstruasi, sakit atau sedang dalam perjalanan.

Dalam hal ini, Islam memberikan keringanan pada orang Islam dengan kondisi khusus untuk tidak berpuasa dan membayar utang puasa Ramadan di waktu mendatang.

Mengingat saat ini sudah memasuki pertengahan bulan Sya’ban dan akan segera tiba di bulan Ramadan, maka bagi umat Islam yang masih memiliki utang puasa, wajib untuk membayar utang puasa Ramadan sesegera mungkin.

Utang puasa wajib dibayarkan sebelum tiba bulan Ramadan selanjutnya. Nah, istilah mengganti utang puasa Ramadan disebut sebagai qadha puasa Ramadan.

Lantas, seperti apa qadha puasa Ramadan? Seperti apa hukumnya? Dan bagaimana tata caranya? Yuk intip hukum, bacaan niat, dan tata cara pelaksanaan qadha puasa Ramadan berikut ini!

Puasa Qadha

Freepik/ freepik
Foto : Freepik/ freepik

Puasa qadha merupakan puasa yang dilakukan oleh seorang muslim yang tidak berpuasa pada bulan Ramadan karena alasan uzur, seperti sakit, dalam perjalanan jauh (musafir), hamil dan menyusui, menstruasi dan nifas, gangguan jiwa, dan orang lanjut usia.

Orang-orang Islam dengan kondisi di atas tidak boleh menjalankan puasa Ramadan dan dalam Islam kondisi ini dalam Islam disebut sebagai Mukallaf.

Umat Islam harus membayar puasa qadha sejumlah hari puasa Ramadan yang ditinggalkan. Contoh, jika di bulan Ramadan seseorang muslim tidak berpuasa Ramadan selama tujuh hari, maka ia wajib membayar dengan puasa qadha sebanyak tujuh hari.

Waktu puasa qadha yang terbaik adalah sesegera mungkin setelah Ramadan berakhir dan sebelum Ramadan berikutnya dimulai. Waktu pelaksanaan puasa qadha didasarkan pada hadis riwayat Al-Bukhari berikut ini.

“Dari Aisyah radhiyallahu anha mengatakan, ‘Dulu saya mempunyai tanggungan/ utang puasa Ramadan, dan saya tidak bisa qadha itu (karena ada kendala jadi tertunda) kecuali setelah bulan Sya’ban.” (HR Al-Bukhari)

Hadis di atas menjadi acuan bagi para ulama bahwa untuk membayar utang puasa Ramadan dapat dilakukan dari bulan Syawal hingga Sya’ban. Artinya, selama sebelas bulan selain Ramadan, jika tidak ada kendala atau kondisi khusus, seseorang harus segera membayar dan tidak menunda-nundanya.

Puasa qadha bisa dilakukan kapan saja, termasuk hari Jumat. Tapi, pada hari-hari yang dilarang puasa, puasa qadha tidak boleh dilakukan. Hari-hari tersebut adalah hari raya Idul Fitri, hari raya Idul Adha, dan hari Tasyrik pada 11 – 13 Dzulhijjah.

Hukum Membayar Utang Puasa Ramadan

Hukum membayar utang puasa Ramadan adalah wajib, artinya harus dipenuhi oleh setiap Muslim. Keharusan untuk membayar utang puasa Ramadan diatur dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 184 yang berbunyi:

أَيَّامًا مَّعْدُودَٰتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُۥ ۚ وَأَن تَصُومُوا۟ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya: "(Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika merasa tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

Niat Puasa Qadha Ramadan

Saat orang Islam berniat untuk membayar utang puasa Ramadan, niat puasa qadha harus murni karena Allah SWT. Niat ini sebaiknya disertai dengan kesadaran akan kewajiban agama dan tekad untuk melaksanakannya dengan sungguh-sungguh. Niat ini sebaiknya diucapkan dalam hati dengan jelas.

Mengutip dari laman resmi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), baznas.go.id, berikut ini bacaan niat puasa qadha Ramadan.

نويت صوم غد عن قضاء فرض رمضان لله تعالى.

Latin: Nawaitu shauma ghodin an qadha’i fardhi syahri romadhoona lillahi taala

Artinya: “Aku berniat untuk meng-qadha puasa Bulan Ramadan esok hari karena Allah Ta’ala.”

Tata Cara Qadha Puasa Ramadan

Terdapat beberapa tata cara yang harus diperhatikan saat seseorang membayar utang puasa Ramadan, yang sebenarnya tidak jauh berbeda dari puasa lainnya. Simak tata cara qadha puasa Ramadan berikut ini.

  1. Membaca niat qadha puasa. Setelah membaca niat, tidak boleh melakukan hal yang dilarang dan tetap melakukan kewajiban sehari-hari seperti biasanya.
  2. Puasa qadha berakhir saat adzan magrib berkumandang.
  3. Jumlah hari ganti puasa pun harus sama dengan jumlah utang puasa Ramadan.

Dengan memahami hukum, niat dan tata cara membayar utang puasa Ramadan, diharapkan setiap Muslim dapat melaksanakan kewajibannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Semoga bermanfaat!

Topik Terkait