img_title
Foto : Freepik/ freepik

IntipSeleb – Lari merupakan salah satu jenis aktivitas olahraga yang digemari oleh banyak orang. Akan tetapi, dalam kondisi puasa di bulan Ramadan seperti ini, lantas muncul pertanyaan soal apakah boleh lari dalam keadaan perut kosong?

Banyak orang yang lantas memilih untuk mengurungkan niatnya untuk lari karena takut tidak kuat menahan lapar dan dahaga serta kehabisan tenaga, mengingat kita juga masih harus menyimpan energi untuk beraktivitas seharian.

Jika kamu bingung apakah lari dalam keadaan perut kosong saat puasa diperbolehkan atau tidak, yuk simak penjelasannya berikut ini dirangkum dari Healthline.

Keuntungan Lari Saat Perut Kosong

Freepik/ freepik
Foto : Freepik/ freepik

Meski mengisi bahan bakar berupa makanan sangat penting untuk performa tubuh sebelum berlari, namun ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan jika berlari dalam keadaan perut kosong, antara lain:

1. Menghindari gangguan pencernaan

Sebagian orang justru merasa tidak nyaman ketika ada makanan atau cairan selain air putih yang dikonsumsi sebelum melakukan aktivitas fisik yang intens, misalnya sakit perut, mual, muntah, bahkan diare. Oleh sebab itu, penting untuk memperhatikan apa yang dikonsumsi sebelum mulai aktif berlari. Bahkan, sebagian orang justru lebih nyaman ketika lari dalam kondisi perut kosong.

2. Dapat meningkatkan pembakaran lemak

Lari memang digemari banyak orang karena kemampuannya membantu proses pembakaran lemak. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa tubuh lebih banyak menggunakan lemak sebagai energi karena rendahnya penyimpanan karbohidrat sehingga terjadi oksidasi lemak. Akan tetapi, sebagian penelitian membantah hal tersebut.

Berlari dalam keadaan perut kosong justru menyebabkan pembakaran lemak lebih sedikit dibandingkan setelah mengonsumsi makanan berkarohidrat atau berprotein. Hal ini disebabkan karena seseorang hanya bisa berlari dengan intensits yang lebih rendah. Jika tujuannya untuk menurunkan berat badan, maka untuk membakar kalori, intensitasnya harus tinggi.

3. Meningkatkan daya tahan aerobik

Berlari dalam keadaan perut kosong dikaitkan dengan kapasitas VO2 max lebih tinggi (pengambilan oksigen maksimum selama aktivitas fisik yang intens). Ini merupakan ukuran ketahanan dan kebugaran aerobik. Namun, banyak penelitian perlu dilakukan untuk memperkuat hasilnya.

Potensi Kerugian

www.freepik.com/pressfoto
Foto : www.freepik.com/pressfoto

Tentu ada kerugian di balik keuntungan lari dalam keadaan perut kosong. Ada beberapa potensi kerugian lari dalam keadaan perut kosong, sehingga perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan apakah seseorang harus makan atau tidak sebelum lari.

1. Menurunkan intensitas latihan

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, saat cadangan lemak tubuh tidak mencukupi sebagai energi untuk lari, maka rasa lelah dan lapar akan lebih cepat terjadi. Akibatnya, sulit mempertahankan intensitas latihan atau kecepatan lari yang tinggi. Oleh karena itu, hal ini kurang tepat jika tujuannya untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

2. Hilangnya massa otot

Ketika berlari, tubuh akan menggunakan seluruh glikogen (penyimpanan karbohidrat) di dalam otot untuk menghasilkan energi. Jika sudah habis, maka protein akan terpakai, yang menandakan hilangnya massa otot. Selain itu, lari dalam keadaan perut kosong dapat menyebabkan produksi kortisol tinggi yang juga bisa menjadi penyebab kerusakan otot. Ada potensi hilangnya massa otot jika tidak mengisi bahan bakar sebelum berlari.

3. Makan berlebihan

Ketika seseorang tidak makan sebelum lari, maka tubuh tetap membutuhkan kalori setelah olahraga. Hal ini biasanya diwujudkan dengan munculnya rasa lapar, yang mengakibatkan seseorang makan lebih banyak sepanjang sisa hari untuk menggantikan cadangan energi yang terkuras. Terkadang, makanan yang dikonsumsi pun dianggap tidak seimbang kandungan gizinya.

Lantas, mana yang lebih bagus?

Jawabannya adalah dengan mengisi perut sebelum berlari atau berolahraga. Beberapa orang mungkin masih kuat tanpa makan, namun berlari dengan perut kenyang akan membuat seseorang menjadi lebih kuat karena tubuh sudah menyediakan bahan bakar untuk digunakan. Namun jika seseorang rentan terhadap gejala pencernaan, seseorang bisa berlari dalam keadaan perut kosong, namun pastikan intensitasnya ringan hingga sedang, lalu segera beristirahat sebelum merasa pusing.

Setiap orang tentu berbeda-beda, jadi penting untuk mengenal diri sendiri. Jika kamu merasa lebih baik berlari dengan perut kosong, maka pastikan intensitasnya ringan hingga sedang. Namun, jika ingin berlari lebih intens, tentu lebih baik isi perut terlebih dahulu sebelum memulainya. Intinya, pastikan untuk mengisi bahan bakar tubuhmu setelah menyelesaikannya.

Lari Saat Puasa

Freepik/ Drazen Zigic
Foto : Freepik/ Drazen Zigic

Melansir dari Elo Health, seseorang bisa berlari dengan perut kosong, karena penelitian menunjukkan bahwa orang yang puasa dan berlatih dengan tingkat intensitas yang lebih rendah (50-70% dari detak jantung maksimum) memiliki tingkat daya tahan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang makan sebelum berlari. Artinya, jika seseorang lari kurang dari 60 menit, maka mungkin ia bisa berlari dengan perut kosong dan segera mengisi bahan bakar setelahnya tanpa mengurangi performa.

Namun, jika seseorang lebih dari 60 menit (atau jika melebihi 80% detak jantung maksimum), disarankan untuk mengonsumsi sejumlah karbohidrat dan elektrolit (dalam bentuk minuman olahraga atau gel) di tengah lari untuk menjaga energi.

Ingatlah bahwa jika kamu merasa pusing, pusing, atau mengalami disorientaso, berhentilah untuk mengisi bahan bakar dan rehidrasi, karena ini adalah tanda bahwa tubuh membutuhkan makanan.

Topik Terkait