img_title
Foto : Twitter/bangtan7_stream

Dalam buku di Bab 5 berjudul Magic Shop, BTS membahas popularitas mereka yang tiba-tiba melejit. Bahkan mereka juga mengungkapkan bahwa banyaknya ujaran kebencian terhadap mereka.

“Para cyberbullies, bagaimanapun, tidak dapat melihat semua ini. Mereka tidak percaya popularitas BTS bisa tiba-tiba naik. Mengapa mereka tidak mempercayainya, kami tidak tahu. Namun, kecurigaan ini, seolah benar-benar alami, berkembang menjadi kebencian dan serangan yang ditujukan kepada BTS. Kata-kata dan tindakan anggota diambil sepenuhnya di luar konteks dan terdistorsi menjadi berita palsu, yang terus menyebar di komunitas internet dan media sosial,” isi bagian buku BTS yang dilansir dalam akun fanbase BTS pada Selasa, 11 Juli 2023.

“BTS dipandang sebagai "penjahat" industri idola, dan serangan terhadap grup terus berlanjut. Saat album WINGS dirilis Oktober 2016 lalu, misalnya, hashtag #BREAKWINGS tersebar di media sosial mancanegara. Meskipun tidak memiliki banyak pengaruh, itu menunjukkan bahwa pada saat ini, serangan publik terhadap BTS telah mencapai panggung internasional. Penggunaan bahasa kasar, untuk yang sederhana,” lanjut isi buku tersebut.

“Kami selalu menjadi yang pertama untuk say hello dan menyapa semua orang, baik sunbae maupun hobae, tetapi beberapa orang mengabaikan kami dan berlalu begitu saja. Atau mengejek kami karena bahkan tidak menjadi kandidat untuk posisi teratas. Insiden itu merupakan pukulan mental yang berat bagi BTS.”

RM juga pernah mengakui kemudian di ‘ARMY Corner Store’ bahwa tahun 2015 hingga 2017 merupakan masa yang sulit bagi BTS. Masalah yang muncul ke permukaan bersamaan dengan isu perpanjangan kontrak berkembang menjadi situasi yang semakin ekstrim. Jimin menjelaskan betapa parahnya suasana di antara grup saat itu.(prl).

Topik Terkait