img_title
Foto : IG @merahputihoneforall

Stanley Hao pun berharap Endiarto mau mempertimbangkan ulang rencananya. Ia menyarankan agar sang sutradara tidak lagi menggunakan judul yang sama karena telah menimbulkan "trauma" bagi penonton.
"Harusnya diterima masukannya, coba perbaiki. Kalau bisa pakai judul yang lain, jangan pakai judul itu lagi," tutur Stanley Hao.

"Karena itu sudah traumatik buat masyarakat, buat penonton. Bukan malah dibuat sekuel, part 2," imbuhnya.

Sebelumnya, rumor yang beredar menyebut film Merah Putih One for All menghabiskan dana Rp6,7 miliar dari pemerintah, memicu kemarahan publik. Endiarto membantah keras kabar ini, menyebutnya sebagai kesalahpahaman.

"Nggak bener. Kami juga syok, kaget, bisa muncul narasi begitu. Apalagi ada embel-embel itu anggaran. Wow gitu," ungkapnya.

Endiarto menjelaskan bahwa produser mereka hanya memberikan perkiraan nilai jika usaha dan kerja keras tim diukur secara finansial.

"'Ya itungannya berapa sih?' dia bilang 'kalo effort kami, value kami, diangkakan, ya kurang lebih sekitar 7 M bahkan lebih'," terang Endiarto.

Terlepas dari klarifikasi tersebut, rencana sekuel tetap memicu gelombang komentar negatif dari warganet.

Topik Terkait