Penipu tak hanya mengandalkan wajah dan suara hasil deepfake. Mereka juga memainkan manipulasi psikologis dengan menyelipkan nasihat bernuansa religius agar korban lebih percaya.
“Saya ucapkan selamat bagi kamu dan semoga hadiah ini bisa bermanfaat dan dapat membantu memenuhi kebutuhan kamu sekeluarga ya. Setelah ini bersyukurnya diperbanyak dan ingat bersedekah harus kamu utamakan jangan sampai lupa ya," ujarnya.
Taktik ini dirancang untuk membuat korban merasa mendapatkan berkah sekaligus melunturkan rasa curiga.
Setelah korban diyakinkan, pelaku biasanya mengarahkan komunikasi berlanjut ke WhatsApp. Di sinilah jebakan sesungguhnya dipasang. Penipu diduga akan meminta data pribadi, nomor rekening, hingga uang dengan dalih biaya administrasi pencairan hadiah.
Kasus ini jadi peringatan serius bagi masyarakat luas. Teknologi AI deepfake kini semakin mudah diakses dan rawan disalahgunakan. Sosok Raffi Ahmad yang dikenal dermawan dipilih karena bisa lebih meyakinkan korban.
Fenomena ini menegaskan bahwa di era digital, apa yang terlihat dan terdengar belum tentu nyata. Masyarakat perlu lebih waspada dengan selalu melakukan verifikasi sebelum mempercayai informasi, bahkan ketika berhadapan langsung melalui video call.