img_title
Foto : IntipSeleb/Wahyu Firmansyah

IntipSeleb – Aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Kamis, 28 Agustus 2025, berakhir ricuh hingga memakan korban jiwa. Seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan tewas setelah terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob jenis Barracuda saat aparat melakukan pembubaran massa di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat. Insiden tragis ini memicu gelombang kemarahan publik, termasuk dari sutradara ternama Joko Anwar.

Awalnya, aksi yang digelar sejak pagi berjalan damai. Namun, sekitar pukul 10.00 WIB, eskalasi meningkat ketika ratusan orang memadati gerbang DPR. Polisi mencatat sedikitnya 15 orang diamankan, terdiri dari 4 pelajar dan 11 orang yang diduga berasal dari kelompok anarko.

Kericuhan makin meluas ketika massa merusak fasilitas umum, melempari kendaraan, hingga menghancurkan tenda lalu lintas di pintu keluar Tol DPR/MPR RI. Aparat pun menurunkan Brimob dan TNI untuk melakukan penyekatan di sekitar flyover Ladogi.

Saat ditemui di kawasan Senayan, Joko Anwar menilai bahwa tragedi ini bukan terjadi secara tiba-tiba, melainkan hasil dari akumulasi kekecewaan rakyat terhadap pemerintah dan DPR.

Kita sampai pada kondisi ini tidak ujug-ujug. Sudah lama sekali baik pemerintah maupun DPR tidak bekerja untuk rakyat. Rakyat makin susah mencari kerja, banyak yang kelaparan, sementara para pejabat justru menunjukkan sikap seolah-olah tidak peduli,” ujar Joko Anwar pada Jumat, 29 Agustus 2025.

Lebih lanjut, Joko menekankan bahwa akar permasalahan ada pada sistem yang dijalankan oleh para pejabat.

Salahnya sistem. Kita sudah terlalu sering diminta maklum ketika pejabat hanya sekadar minta maaf atas kesalahan. Sekarang rakyat sudah saatnya bersuara, bangkit, dan melawan lebih keras, baik di jalan maupun lewat media sosial,” tegasnya.

Ist
Foto : Ist

Terkait korban jiwa, Joko Anwar menegaskan bahwa nyawa rakyat tidak bisa ditukar dengan apapun.

Satu nyawa rakyat itu tidak ada gantinya. Apapun yang dilakukan untuk meredakan kesedihan keluarga korban tidak akan sebanding dengan kehilangan tersebut. Tragedi ini harus dihentikan, jangan sampai terulang lagi,” katanya.

Joko Anwar juga menyinggung video viral yang memperlihatkan detik-detik Affan Kurniawan terlindas rantis Brimob.

Saya merasa bersyukur video itu ada walaupun menyesakkan. Itu bukti nyata bahwa tragedi ini benar-benar terjadi, bukan dibesar-besarkan. Kalau sampai ada upaya membatasi rekaman seperti itu, artinya ada usaha membungkam rakyat,” pungkasnya.

Kasus ini kini menjadi sorotan besar di masyarakat. Publik mendesak adanya pertanggungjawaban, baik dari aparat maupun pemerintah, agar tragedi serupa tidak lagi memakan korban.

Topik Terkait