IntipSeleb – Presenter, Sarah Sechan kembali menunjukkan kemampuan aktingnya yang mumpuni melalui film drama keluarga terbaru, Wasiat Warisan. Dalam film garapan sutradara dan produser Agustinus Sitorus ini, Sarah memerankan karakter kunci bernama Tarida Br Sidabutar, kakak tertua dari tiga bersaudara yang menghadapi konflik warisan.
Sarah mengungkapkan kegembiraannya bisa bergabung dalam proyek PIM Pictures ini, meskipun sempat merasa tidak yakin terpilih. Uniknya, Sarah menjadi satu-satunya pemeran utama yang tidak memiliki darah Batak.
“Senang sekali, terima kasih aku diajak. Walaupun saya nggak tahu kenapa saya diajak, saya mungkin satu-satunya bukan orang Batak di sini,” ujar Sarah Sechan.
Sarah mengakui bahwa perannya sebagai Tarida Br Sidabutar memberikan tantangan terbesar. Ia harus mendalami logat Batak sekaligus memahami kebudayaannya secara total. Pengalaman ini menjadi pembelajaran berharga dan benar-benar baru bagi dirinya.
“Jadi, salah satu tantangan karena harus bisa bercakap dengan logatnya, harus paham kebudayaannya juga. Jadi, ini satu pembelajaran, satu proyek yang luar biasa, gitu,” ungkapnya.
Tarida sendiri digambarkan sebagai sosok yang tegas dan sangat bertanggung jawab. Untuk menjaga konsistensi karakternya, terutama aksennya, Sarah menerapkan disiplin ketat selama proses syuting. Ia bahkan tidak berani melakukan improvisasi.
“Jadi saya sangat takut untuk melenceng dari skrip, jadi selama syuting nggak berani improvisasi, karena takut kalau improvisasi logatnya ilang, tiba-tiba kembali ke Sunda lagi, terus lupa semuanya,” ujarnya sambil tertawa.
Menurutnya, saat berakting sebagai Tarida, ia harus fokus total. “Jadi bener-bener di saat itu saya cuma bisa, ‘Oke, dan stik.’ Tarida udah nggak boleh lihat kiri, kanan, udah dia tarik terus. Itu sih, kakak paling tua yang sungguh bertanggung jawab dan baik hati," lanjutnya.
Ketika awak media menanyakan dialog apa yang paling sulit ia ucapkan, Sarah langsung teringat satu adegan emosional di area makam. Adegan tersebut menuntutnya mengucapkan kalimat dengan logat Batak yang sangat kental.
“Ada yang adegan kita di makam, di kuburan tuh kan harus ada satu kalimat bahasa. Iya, kita kan sempet ada dialek Sundanya kan. Karena kan menungaruhan, menungaruhan, nah itu kan. Jadi buat berkali-kali aku udah kayak mantra di mulut ini,” tutur Sarah.
Meski begitu, suasana serius di lokasi syuting kerap pecah dan berubah menjadi lucu. Derby Romero, salah satu lawan mainnya yang dikenal jahil, sering menggoda Sarah saat pengambilan gambar.
“Terus, Derby itu orangnya aduh, jahil aja bawaannya. Jadi selama syuting, dia ngegodain mulu. Kan saya udah dapet nih cara ngomongnya, udah oke-oke, karena saya dengerinnya kayak, kayak suara aja supaya bisa ngikutin gitu. Entar Derby ngebisikin apa gitu,” cerita Sarah.
Film Wasiat Warisan PIM Pictures menjanjikan tontonan keluarga yang hangat. Film ini mengangkat tema kekeluargaan, warisan budaya, dan nilai moral, dibalut dengan sentuhan humor khas Indonesia.
Cerita berpusat pada tiga anak mendiang Pak Gomgom dan Mak Dame: Tarida Br Sidabutar (Sarah Sechan), Ramona Br Sidabutar, dan Togar Sidabutar (Derby Romero). Mereka mewarisi sebuah Hotel di Toba. Setelah orang tua meninggal, hotel terbengkalai karena Tarida dan Ramona kurang piawai mengurus manajemen, sementara Togar sudah berkarier di Jakarta.
Tarida kemudian memaksa Togar pulang kampung untuk menyelesaikan masalah hotel. Namun, bukannya beres, masalah baru muncul. Linda, teman almarhumah Mak Dame, datang menagih hutang dengan ancaman menjadikan Hotel sebagai jaminan.
Kondisi ini memicu pertikaian sengit di antara tiga bersaudara. Mereka berbeda pendapat: ada yang mati-matian mempertahankan warisan, sementara yang lain menganggap lebih baik menyerahkan hotel sebagai pelunas utang. Bahkan, mereka sempat mengutuk orang tua hanya meninggalkan masalah.
Apakah Togar dan dua kakaknya berhasil melewati krisis ini? Rahasia dan wasiat apa sebenarnya yang disimpan oleh Mak Dame? Saksikan jawaban lengkapnya dalam film Wasiat Warisan segera di bioskop.
