img_title
Foto : Prakarsa.ID

Siang hari, kegiatan bergeser ke Gedung Rektorat AULA DLCB USU lantai 8 untuk penyelenggaraan Rector’s Expressions (REx) #2. Forum prestisius ini mengambil tema “Inovasi Energi dan Rekonstruksi Budaya untuk Peradaban Berkelanjutan”.
Di forum ini, para pemenang Komptensi Karya Tulis Ilmiah Nasional kategori S1, S2, dan S3 mempresentasikan makalah mereka. MRPTNI sendiri menginisiasi kompetisi ini sebagai bagian dari rangkaian kegiatan REx.

Selanjutnya, Dialog Interaktif melibatkan para rektor dan pimpinan berbagai perguruan tinggi negeri di Indonesia. Mereka menghadirkan keynote speaker dan narasumber otoritatif seperti Aris Marsudiyanto, SE, MM (Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus Republik Indonesia), Dr. Fadli Zon, M.Sc. (Menteri Kebudayaan Republik Indonesia), dan Dr. Dany Amrul Ichdan (Wakil Direktur Utama PT. Mind ID). Prof. Dr. Garuda Wiko, SH, M.Si. (Rektor Universitas Tanjungpura) memandu dialog ini.

Acara diawali dengan sambutan dari Prof. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si. (Rektor Universitas Sumatera Utara) dan Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, ST, MT (Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia). Forum REx ini hendak menegaskan bahwa patriotisme kampus tidak pernah terputus dari kerja ilmiah, inovasi teknologi dan kreativitas budaya yang dapat menjadi kontribusi strategis bagi negara.

Festival Kebangsaan “GEMA KAMPUS” mencapai puncaknya pada malam hari melalui Konser Musik Kebangsaan bertema “Musik Perajut Jiwa” di Lapangan Mini Stadion USU.

Panggung menyuguhkan rangkaian kolaborasi artistik memukau, mulai dari talenta regional D’Lanun, penampilan Alffy Rev bersama Once Mekel, Shanna Shannon dan Novia Bachmid, lalu Ki Ageng Ganjur (KAG) berkolaborasi dengan Once Mekel, Shanna, Dwiki Dharmawan dan Slank, hingga ditutup dengan sesi konser penuh dari Slank. Konser ditutup dengan narasi kebangsaan yang disampaikan oleh Dr. Ngatawi Al Zastrouw.

Ketua MRPTNI, Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok, ST, MT menekankan peran vital generasi kampus. Ia menegaskan, generasi kampus bukan sekadar konsumen identitas, tetapi subjek produksi nilai-nilai kebangsaan.

“Generasi kampus adalah generasi yang tidak hanya membaca masa lalu, tetapi memaknai Indonesia sebagai ruang yang sedang dibentuk dan ditulis setiap hari. Musik, inovasi, dan riset adalah bahasa yang mereka pakai untuk menafsir bangsa. MRPTNI ingin memastikan energi itu terkawal dan bertumbuh,” ujar Prof. Eduart.

Topik Terkait