IntipSeleb – Industri film Indonesia kembali mendapat angin segar dengan hadirnya teaser trailer resmi Pelangi di Mars, karya terbaru Mahakarya Pictures yang menggabungkan live-action dan animasi 3D secara penuh. Film petualangan keluarga ini membawa penonton ke dunia futuristik tentang Pelangi, manusia pertama yang lahir di Mars dan tumbuh bersama robot-robot cerdas sebelum memulai misi menyelamatkan bumi.
Disutradarai Upie Guava dan diproduseri Dendi Reynando, Pelangi di Mars menjadi salah satu proyek film Indonesia paling ambisius. Mengusung teknologi hybrid, film ini menawarkan perpaduan drama keluarga, petualangan, sains, dan visual megah yang dirancang untuk memberikan pengalaman sinematik berbeda di layar lebar.
Para pemain utama yang terlibat antara lain Messi Gusti, Myesha Lin Adeeva, Lutesha, Livy Renata, dan Rio Dewanto. Mereka beradu peran dengan karakter-karakter robot seperti Batik, Sulil, Kimchi, Yoman, dan Petya yang dihidupkan melalui integrasi teknologi XR dan animasi 3D.
“Teaser ini kami siapkan sebagai pintu masuk ke dunia Pelangi di Mars,” ujar produser Dendi Reynando.
Sutradara Upie Guava menegaskan bahwa proses kreatif film ini menjadi lompatan besar dalam kariernya.
“Teknologi hybrid memberi ruang untuk imajinasi yang lebih luas, namun tetap humanis karena inti film ini adalah hubungan keluarga dan persahabatan.”
Teaser yang dirilis menampilkan atmosfer Mars, interaksi Pelangi dengan robot, serta dinamika karakter yang menjadi tulang punggung cerita. Film ini dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia pada 2026.
Dendi juga mengungkapkan bahwa film ini telah digarap sejak 2021 dan melibatkan ratusan pekerja film.
“Film ini dari yang seperti dilihat sudah diinisiasi dari 2021. Upie dan saya tumbuh dengan karya masing-masing. Upie menceritakan karya ini saya langsung suka,” kata Dendi.
Ia menambahkan, “Kalau jumlah orang yang terlibat kita gak pernah ngitung ya tapi banyak. Ya kalau di total ada ratusan.”
Sutradara Upie Guava juga membagikan pengalamannya yang penuh tantangan.
“Jujur deg-degan karena selama ini ada yang bisa diumpetin. Lega, lega banget ini bukan kerja sendiri tapi kerja tim. Sejak ketemu dengan Alim banyak sekali perubahan. Sampai bertemu dengan Messie,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Hybrid sebenernya hanya bahasa keren, film ini menggunakan berbagai aspek film making.”
Sementara itu, penulis skenario Alim Sudio ikut memberikan gambaran tentang proses kreatif yang tidak mudah.
“Tantangannya percaya sama Upie, susah banget. Saya kaya ini orang gila. Pas dateng dia cerita gini gini gua kaya oke oke paling cuma 10 persen yang jadi. Tapi saya melihat Upie adalah orang yang sangat serius,” ungkap Alim.
Messi Gusti yang memerankan Pelangi juga membagikan perjalanan panjangnya.
“Aku itu awalnya syuting first look itu pas aku kelas 5 SD, lalu motion capture itu aku kelas 7 dan sekarang aku kelas 9. Ya aku merasa senang dan bersyukur bisa masuk di keluarga Pelangi di Mars ini,” ujarnya.
Ia menuturkan tantangan paling besar yang ia rasakan saat bermain dalam film ini.
“Sebenarnya karakter aku di Pelangi itu sama seperti anak lain ya yang sulit saat syuting XR itu yang sulit.”
Ifan Seventeen, yang kini terlibat di Perum Produksi Film Negara (PFN), menjelaskan alasan dukungan PFN terhadap proyek ini.
“PFN masuk di tahap akhir pertama karena saya baru masuk 6 bulan terakhir. Dan di dalam tugas sendiri, PH negara ini bukan untuk membuat film dan bersaing dengan PH besar. Tapi untuk memilih mana yang akan kita support,” katanya.
Ia menilai Pelangi di Mars sebagai film yang unik dan membawa semangat kebangsaan.
“Pelangi di Mars ini berbeda, film ini bagaimana merealisasikan ide sutradara seliar apapun untuk di realisasikan,” tuturnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, “Film ini juga bercerita tentang kebangsaan. Ini mungkin film Indonesia pertama yang akhirnya Indonesia jadi jagoan di antara jagoan di dunia. Akhirnya saya putuskan negara harus hadir untuk mendukung film ini.”