img_title
Foto : Instagram

“Aku lahir dalam kondisi yang jujur gak enak ya. Bapakku adalah seorang petani, dia Jawa dan Muslim. Ibuku keturunan Chinese, dia lulusan pertanian, tapi karena gak duit dia jadi karyawan dan non-muslim. Mereka nikah, melahirkan aku anak tunggal. Yang gak ada duit juga, jadi anaknya cuma satu doang,” ucap Dokter Tirta dilansir IntipSeleb dari YouTube Talk Show tvOne yang tayang pada 10 Oktober 2020 lalu.

Kemudian Dokter Tirta merasakan tragedi tahun 1998. Ia bercerita kala itu sang ibu terpaksa harus loncat dari lantai 2 kantornya untuk terhindar dari kebakaran. Dari situlah, Dokter Tirta mengerti tentang agama hingga SARA.

“Dari situ aku tau tentang rasialisme, SARA, dan agama. Dan aku memutuskan untuk atheis dulu. Dari dulu SD, SMP, SMA,” lanjutnya.

Memutuskan Jadi Mualaf

Instagram
Foto : Instagram

Namun setelah Dokter Tirta menimba ilmu di Universitas Gadjah Mada (UGM), ia mendapatkan pengalaman berharga. Dari situ, dokter bernama asli Tirta Mandira Hudhi ini bertemu dengan mahasiswa berbagai daerah, suku, hingga agama. Mulai kala itulah, hatinya tergerak memeluk agama Islam.

“Cuman ketika aku masuk UGM. Aku bertemu orang berbagai karakter. Dari suku mana, ras mana. Dari situ aku memutuskan untuk mualaf di usia 23 tahun,” papar dokter Tirta.

Topik Terkait