img_title
Foto : Finansialku.com

IntipSelebKisah Nabi Hud menceritakan perjuangan dakwahnya sebagai salah satu utusan yang dipilih Allah SWT, beserta pembangkangan kaum ‘Ad yang berujung pada diturunkannya azab berupa angin kencang atas kemaksiatan yang mereka lakukan.

Nabi Hud memang diketahui diutus untuk berdakwah kepada kaum ‘Ad. Allah SWT ingin kaum ‘Ad yang saat itu banyak melakukan kemaksiatan untuk kembali ke jalan yang benar dan meninggalkan semua perbuatan buruk tersebut.

Al-Quran sendiri juga mengabadikan kisah Nabi Hud dalam ayat-ayatnya. Bahkan, ada surat tersendiri di dalam Al-Quran yang bernama Surah Hud dan berposisi sebagai surat ke-11. Lalu, seperti apa kisah perjuangan dakwah Nabi Hud saat menyerukan kebenaran pada kaum ‘Ad? Yuk, cari tahu bersama-sama!

Sekilas Tentang Sosok Nabi Hud dan Kaum ‘Ad

republika.co.id
Foto : republika.co.id

Nabi Hud termasuk ke dalam golongan 25 nabi dan rasul yang harus diimani oleh seluruh umat Islam. Ia merupakan nabi keempat yang berasal dari kaum ‘Ad yang masih termasuk bagian dari bangsa Arab. Selain Nabi Hud, nabi dan rasul lainnya yang juga berasal dari bangsa Arab adalah Nabi Saleh, Nabi Syuaib dan Nabi Muhammad. Selain itu, Nabi Hud sendiri merupakan cucu dari Nabi Nuh.

Saat di masa kecilnya, Nabi Hud dikenal orang-orang sebagai sosok yang memiliki perilaku terpuji seperti berbudi pekerti luhur, kejujuran yang tinggi, amanah, pekerja keras, bijaksana, dan selalu ramah dalam bergaul dengan siapapun.

Kaum ‘Ad berada di sebuah tempat yang bernama Al-Ahqaf yang letaknya ada di sebelah utara Hadramaut, tepatnya di antara Yaman dan Oman. Daerah tersebut memiliki tanah yang sangat subur, dimana banyak sekali hasil pertanian yang tumbuh dan panen dengan baik di wilayah tersebut.

Dikatakan kaum ‘Ad adalah salah satu suku tertua kedua sesudah kaumnya Nabi Nuh. Dengan kondisi wilayah tempat tinggal yang subur, kaum ‘Ad pun hidup dengan sejahtera, aman dan damai, serta serba berkecukupan.

Bukan hanya hasil pertanian saja yang melimpah, namun juga hasil peternakan sangat sehat. Terdapat juga aliran air yang jernih dan segar di wilayah tempat tinggal mereka. Selain itu, kaum ‘Ad juga dikenal memiliki perawakan yang tinggi, besar, dan kuat sehingga dapat bekerja dengan keras dan semakin membuat kehidupan mereka makmur.

Akan tetapi meski dikaruniai berbagai kelebihan dan kesejahteraan, kaum ‘Ad tidak menyembah Allah SWT. Mereka malah menciptakan berbagai berhala yang mereka beri nama Shamud dan Alhattar, untuk kemudian mereka sembah sebagai Tuhan. Hal ini sama dengan yang dilakukan kaum sebelum mereka, yaitu kaum Nabi Nuh.

Kisah Nabi Hud Dalam Berdakwah

Karena kondisi kaum ‘Ad yang tidak beriman kepada Allah SWT dan malah menyembah berhala itulah Nabi Hud kemudian diutus oleh Allah untuk menyebarkan ajaran tauhid. Nabi Hud juga diperintahkan untuk menghentikan perilaku menyekutukan Allah yang dilakukan sejak lama oleh kaum ‘Ad.

Hal tersebut tertulis pada Surah Hud ayat 52 yang bunyinya “Dan (Hud berkata), ‘Wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang sangat deras, Dia juga akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa,”

Selain itu, Allah SWT juga memberikan teguran lewat Surah Asy-Syu’ara ayat 128-135 yang berbunyi, “Apakah kamu mendirikan istana-istana pada setiap tanah yang tinggi untuk kemegahan tanpa ditempati? Dan kamu membuat benteng-benteng dengan harapan kamu hidup kekal? Dan pabila kamu menyiksa maka kamu lakukan secara kejam dan bengis. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku,”

Nabi Hud terus mendakwahkan kaum ‘Ad seperti apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Akan tetapi, kaum ‘Ad tetap membangkang dan tidak mau meninggalkan berhala yang mereka sembah selama ini. Tidak hanya membangkang, kaum ‘Ad juga bahkan menuduh Nabi Hud sebagai seseorang yang terkena penyakit gila.

Apa yang dilakukan kaum ‘Ad itu diabadikan pada Surah Hud ayat 54 yang artinya, “Mereka (kaum ‘Ad) berkata, ‘Wahai Hud! Engkau tidak mendatangkan suatu bukti nyata kepada kami, dan kami tidak akan meninggalkan sesembahan kami karena perkataanmu dan kami tidak akan mempercayaimu, kami hanya mengatakan bahwa sebagian sesembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.’ Dia (Hud) menjawab ‘Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan,”

Kisah Nabi Hud dan Azab yang Menimpa Kaum ‘Ad

islamicity.org
Foto : islamicity.org

Kaum ‘Ad saat itu memang benar-benar tidak mendengarkan dakwah Nabi Hud dan tidak bersedia beriman kepada Allah SWT. Mereka juga tidak mau berhenti dari perbuatan ingkar mereka, dan kaum tersebut juga selalu berbuat apa saja sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Hal tersebut menunjukkan jika sifat membangkang dan takabur dari kaum ‘Ad sudah begitu hebat sehingga sangat sulit untuk diubah.

Akibat dari perilaku mereka itu, Allah SWT pun menimpakan musibah berupa kekeringan yang akhirnya membuat kaum ‘Ad resah dan gelisah melihat pertanian yang tidak lagi panen. Mereka pun dilanda akan ketakuktan terhadap kelaparan.

Peristiwa kekeringan yang terjadi itu digunakan oleh Nabi Hud untuk kembali menyadarkan kaumnya agar mau meninggalkan berhala dan meminta ampun kepada Allah saja. Namun lagi-lagi, apa yang dikatakan Nabi Hud tetap tidak diikuti sama sekali oleh kaum ‘Ad.

Perkataan kaum ‘Ad yang masih saja membangkang itu tercatat dalam Surah Al-Araf ayat 70 yang artinya, “Apakah kedatanganmu kepada kami agar kami hanya menyembah kepada Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh nenek moyang kami? Maka buktikanlah ancamanmu kepada kami jika kamu benar!”

Karena pembangkangan yang sudah melewati batas bahkan hingga menantang Nabi Hud, maka Allah SWT pun menurunkan azab kepada kaum ‘Ad. Pada awalnya, Allah mendatangkan awan hitam dan pekat ke atas wilayah tempat tinggal kaum ‘Ad.

Mereka bersorak senang dan gembira mengira awan tersebut akan menurunkan hujan dan mengakhiri kekeringan yang melanda. Nabi Hud pun memperingatkan pada mereka jika awan itu bukanlah pertanda hujan yang membawa rezeki, melainkan pertanda datangnya azab Allah.

Kaum ‘Ad yang tidak percaya pun memutuskan untuk tidak menghiraukan peringatan dari Nabi Hud. Akhirnya apa yang diperingatkan Nabi Hud benar-benar terjadi. Awan hitam itu memang tidak menurunkan hujan, namun justru mendatangkan angin topan yang berhembus dengan dahsyat. Angin tersebut pun merusak semua yang dilewatinya termasuk rumah, ladang, peternakan, harta benda, hingga berhala sesembahan kaum ‘Ad.

Sementara mereka yang membangkang sedang merasakan azab dari Allah, Nabi Hud bersama para pengikutnya tetap dilindungi Allah saat berada di dalam rumah dan tidak terkena dampak angin topan tersebut. Setelah peristiwa yang menghancurkan banyak hal itu, Nabi Hud pergi meninggalkan orang-orang yang ingkar padanya itu dan tinggal di daerah lain bersama para pengikutnya. (jra)

Topik Terkait