img_title
Foto : Instagram/@hanungbramantyo

IntipSeleb Lokal – Sebagai seorang Sutradara, ada banyak hal yang perlu dipikirkan secara matang sebelum membuat film. Itulah yang dilakukan oleh Hanung Bramantyo.

Dikenal sebagai sutradara ternama, Hanung ternyata pernah mengalami kejadian yang membuat dirinya trauma. Ia mengaku pernah berurusan dengan pengadilan hingga nyaris masuk penjara. Seperti apa penuturannya? Simak berikut ini

Film yang menonjolkan sisi keburukan hukum

YouTube/Grace Tahir
Foto : YouTube/Grace Tahir

Sebelum mengerjakan film Miracle in Cell No 7, Hanung Bramantyo lebih dulu menonton beberapa versi lain dari film tersebut.

"Jadi awalnya ketika saya mendapat projek ini dan saya baca skenarionya, setelah saya baca saya menolak untuk menonton semua filmnya. Karena saya tidak mau ada terpengaruh kan, tapi pada akhirnya sebenarnya saya mikir, kalau saya menolak itu saya malah tidak tau kekuatan dan kelemahan dari yang lain-lain. Akhirnya udah lah saya menonton dulu," kata Hanung Bramantyo dikutip dari YouTube Grace Tahir, Selasa, 4 Oktober 2022.

Setelah menonton, Hanung dapat menyimpulkan bahwa ‘nyawa’ dari film tersebut adalah ingin menonjolkan sisi buruk hukum dari negara masing-masing. Hal itu pun telah dikonfirmasi ke sutradara aslinya.

"Ternyata dari semua film itu spiritnya sama, yaiitu bagaimana kepengin menunjukan keburukan hukum di negaranya masing-masing. Korea lebih-lebih. Jadi setelah ketemu sutradara, saya konfirmasi ternyata iya, jadi dia itu kepengin protes dengan hukum yang membuat rakyatnya, warganya kesulitan dan menjadi korban. Sehingga korbannya adalah mental disability sama anak, jadi itu," ujar Hanung.

Hampir dipenjara

Dok. Hanung Bramantyo
Foto : Dok. Hanung Bramantyo

Namun sayangnya Hanung tak bisa membawa hal tersebut ke projek film Miracle in Cell No 7 versi Indonesia. Karena menurutnya berbenturan dengan hukum yang berlaku. Hanung pun mengungkapkan bahwa dirinya pernah berurusan dengan hukum dan hampir dipenjara.

“Nah spirit itu pengin saya bawa, itu yang ternyata saya mendapat benturan. Saya tidak bisa bebas. Bebas mengkritik pemerintah, lembaga hukum yang ternyata memang bobrok, gak bisa,” ujar Hanung.

“Karena ada Undang Undang ITE. Undang Undang ITE itu yang membuat saya trauma akhirnya, karena saya pernah masuk pengadilan, nyaris masuk penjara, dianggap salah hanya karena membuat sebuah film. Itu hampir tiga kali saya ngelakuin itu dan saya berhadapan sama polisi," sambungnya.

Karena hal itu lah yang membuat Hanung memutuskan untuk melepas apa yang ia inginkan dan lebih berfokus pada karakternya saja.

“Akhirnya jadi kayak kalah, gak ada ruang, akhirnya yaudah saya apa adanya aja deh, jadi saya melepaskan itu semua, melepaskan keinginan untuk beda, melepaskan saya harus terlihat ciri khas saya, jadi saya tidak melakukan itu. Dan berat sekali sebetulnya. Ya fokus aja pada si tokoh ini aja," pungkas Hanung Bramantyo terkait film Miracle in Cell No 7. (jra)

Topik Terkait