img_title
Foto : Viva.co.id

IntipSeleb Film – Aktris senior Niniek L Karim menceritakan pengalamannya menjalani syuting yang berat, yakni selama hampir 24 jam. Pengalaman itu disampaikan saat hadir di Webinar Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) XII Seri Ke-4 bertajuk Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Film.

Hal itu membuat amarahnya kemudian ‘meledak’ dan mengamuk ke sutradara. Seperti apa kisahnya? Yuk, simak sama-sama.

Niniek L Kariem Marah

Zoom/Webinar Festival Film Wartawan Indonesia XII
Foto : Zoom/Webinar Festival Film Wartawan Indonesia XII

Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) XII menghadirkan webinar seri ke-4 mereka pada Jumat, 15 Oktober 2022. Aktris senior Niniek L Karim juga turut hadir di webinar yang bertajuk Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Film.

Pada kesempatan itu ia menceritakan bagaimana kerasnya iklim syuting saat ia bekerja bersama sutradara Teguh Karya. Saat itu ia

“Zamannya Teguh Karya tidak bisa dibandingkan, benar-benar kerja rodi dan ikhlas kerja rodi, walaupun endingnya berantem.

“Jadi pernah suatu kali, dari subuh sampai mau subuh lagi kami tetep kerja. Muka saya sudah marah, terus waktu itu kameramen bilang sama saya jangan marah. Aku meledak, ‘eh, aku tidak marah kepada kalian. Aku cuma marah sama yang satu itu’. Saya tunjuk Teguh Karya,

Menurut Niniek L Karim, sutradara Teguh Karya hanya diam dan meliriknya saja. Niniek pun diam usai melontarkan amarahnya pada Teguh Karya.

Sutradara Teguh Karya kemudian mendatangi Niniek L Karim, dan berusaha berdamai dengan Niniek.

Berharap Tak Terulang di Masa Sekarang

Zoom/Webinar Festival Film Wartawan Indonesia XII
Foto : Zoom/Webinar Festival Film Wartawan Indonesia XII

Berkaca dari pengalamannya itu, ia berharap di masa sekarang seharusnya kejadian kerja rodi seperti itu tak perlu terulang lagi dengan adanya aturan yang jelas.

Menurut Niniek L Karim, dahulu para pekerja film tak terlalu memikirkan tentang masalah hukum.

“Itu dulu kayak begitu tuh, kita terima aja. Dan tidak ada namanya pikiran-pikiran tentang hukum. Yang penting kita tidak mengalami kekerasan fisik dan mental di sana,” pungkas Niniek L Karim dalam Webinar FFWI.

Topik Terkait