img_title
Foto : Saintif.com

IntipSeleb Gaya Hidup – Banyak orang menafsirkan hari kiamat sudah dekat. Akhir-akhir ini kita banyak menjumpai hal aneh terjadi di negeri kita. Mulai dari bencana alam, hingga terbukanya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth.

Hal ini dipercaya sebagai tanda-tanda hari kiamat sudah dekat. Banyak orang juga meyakini bahwa bencana alam yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia, menjadi tanda bumi sudah tua.

Tanda kedekatan hari kiamat lain yang paling terlihat adalah banyaknya bangunan tinggi menjulang di berbagai lapisan bumi. Hingga efek gas rumah kaca membuat bumi belahan lain yang biasanya membeku kini perlahan lebih sering mencair dengan suhu normal.

Dibalik tanda-tanda itu semua, sebagai umat muslim kita perlu meyakini adanya hari kiamat. Dalam rukun Iman, percaya kepada hari kiamat menjadi rukum iman yang ke 5. Beberapa dalil juga menguatkan adanya kepastian tentang hari kiamat.

Salah satunya dari Surah Al-Hajj ayat 7 yang menerangkan bahwa, sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur. Ingin tahu lebih dalam mengenai dalil tentang hari kiamat? Baca artikel di bawah ini ya!

Iman kepada Hari Kiamat

Freepik
Foto : Freepik

Umat Islam wajib percaya dan yakin bahwa hari akhir atau hari kiamat itu pasti akan datang. Kelak manusia akan dibangkitkan kembali dari kubur untuk menerima pengadilan Allah swt. Perhatikan firman Allah berikut:

وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ
Yang artinya: "Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur." (QS. al-Hajj/22: 7).

Mengutip laman Kemendikbud, ayat ini menegaskan bahwa hari Kiamat itu bukanlah omong kosong, tapi kejadian yang benar adanya dan akan datang. Hanya saja, manusia tidak ada yang tahu, kapan itu akan terjadi.

Kejelasan tentang hari kiamat ini adalah rahasia Allah swt. Hanya Allah yang Maha Tahu kapan hari Kiamat akan terjadi. Ketika kiamat tiba, bumi akan hancur, semua makhluk mati, lalu Allah menghidupkan kembali manusia dari dalam kubur.

Iman kepada hari kiamat adalah percaya dan meyakini bahwa seluruh alam termasuk dunia dan seisinya akan mengalami kehancuran. Hari akhir ditandai dengan ditiupnya terompet Malaikat Israfil. Dijelaskan bahwa pada hari itu daratan, lautan dan benda-benda di langit porak-poranda.

Gunung-gunung meletus, hancur, dan berhamburan. Bumi berguncang dan memuntahkan isi perutnya. Lautan meluap dan menumpahkan seluruh isinya. Benda-benda yang ada di langit bergerak tanpa kendali. Bintang, planet, dan bulan saling bertabrakan.

Dua Macam Kiamat

Freepik
Foto : Freepik


Para ulama mengelompokkan kiamat menjadi dua macam, yaitu:

a. Kiamat Shughra (Kiamat Kecil)

Yaitu terjadinya kematian yang menimpa sebagian umat manusia. Misalnya: matinya seseorang karena sakit, kecelakaan, musibah tsunami, banjir, tanah longsor, dan sebagainya.

Kiamat kecil ini sudah sering kita semua alami, bahkan hampir tiap tahun kita mendapati negeri ini tak henti-hentinya diterpa kiamat kecil. Bahkan baru-baru ini terjadi tanah longsor dir Bogor dan banjir yang menewaskan sejumlah nyawa.

b. Kiamat Kubra (Kiamat Besar)

Yaitu terjadinya kematian dan kehancuran yang menimpa seluruh alam semesta. Dunia porak-poranda, rusak, dan hancur. Kehidupan manusia akan berganti dengan alam yang baru yakni alam akhirat.

Kiamat besar inilah yang masih menjadi rahasia Allag SWT. Belum ada yang tahu hingga sekarang kapan hari kiamat besar akan datang dan menjadi akhir dari kehidupan seluruh makhluk di bumi.

Sebagai manusia yang beriman, kita wajib meyakini bahwa kedatangan hari kiamat pastilah tiba. Namun kapan dan bagaimana prosesnya hanya Allah SWT dan semesta yang tahu rahasianya.

Dalil tentang Hari Kiamat

Freepik
Foto : Freepik

Dari sekian banyak dalil dalam Al-Quran, IntipSeleb rangkumkan 5 dalil yang berbicara tentang hari kiamat. Umat manusia diharapkan bisa lebih mengingat kematian dan mempersiapkan diri menghadap hari kiamat.

Surat Az-Zumar ayat 68

وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُ ۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنظُرُونَ

Artinya: "Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)."

Tafsir Surah Az-Zumar Ayat 68 menggambarkan, situasi alam semesta ketika hari Kiamat tiba. Dimana manusia akan mengalami kepanikan yang nyata ketika menyaksikan peristiwa dahsyat itu terjadi, sesuatu yang tidak pernah terbayangkan, dan semua makhluk akan mengalami kematian masal, kecuali yang dikehendaki-Nya untuk tetap hidup.

Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa nanti pada hari Kiamat akan terjadi dua kali tiupan sangkakala. Pada tiupan pertama akan mati semua yang hidup baik yang di langit maupun yang di bumi.

Karena kedahsyatan suara tiupan itu, semua yang bernyawa menjadi lumpuh tak berdaya dan akhirnya mati seperti orang terkena sambaran petir atau strum listrik bertegangan tinggi.

Ada makhluk Allah yang tidak mati pada saat itu karena Allah tidak menghendaki kematiannya, tetapi siapakah mereka itu tidak disebutkan dalam Al-Qur’an, begitu pula dalam hadis-hadis sahih. Oleh karena itu, kita serahkan saja pengetahuan tentang ini kepada Allah.

Mungkin Allah SWT tidak menyebutkan makhluk-Nya yang tidak mati itu karena suatu sebab atau hikmah yang tidak kita ketahui hakikatnya. Akan tetapi, menurut sebuah riwayat dari Abu Ya’la al-Mushili, makhluk-makhluk yang tidak mati itu ialah Malaikat Jibril, Mikail, dan Izrail. Setelah itu, makhluk-makhluk itu pun meninggal satu per satu.

Sesudah tiupan pertama itu, di mana hampir semua makhluk yang hidup telah mati, maka menyusullah tiupan sangkakala yang kedua. Dengan tiupan yang kedua ini, semua makhluk yang telah mati baik yang mati sebelum terjadinya tiupan pertama maupun yang mati di waktu terjadinya tiupan itu, menjadi hidup kembali.

Surat Al-Qori'ah ayat 1-5

ٱلْقَارِعَةُ. مَا ٱلْقَارِعَةُ. وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْقَارِعَةُ. يَوْمَ يَكُونُ ٱلنَّاسُ كَٱلْفَرَاشِ ٱلْمَبْثُوثِ. وَتَكُونُ ٱلْجِبَالُ كَٱلْعِهْنِ ٱلْمَنفُوشِ.

Artinya: "Hari Kiamat, apakah hari Kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran,dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan."

Dalam tafsir al-Misbah, Kata qari’ah berasal dari kata qara’a yang berarti mengetuk. Ini diibaratkan sebagai suara yang menggelegar dari kehancuran alam semesta yang mengetuk hati dan pikiran manusia.

Sedangkan menurut al-Ragib al-Asfahani, qara’a berarti memukul suatu ketukan dengan sesuatu. Semua pakar bahasa sepakat, kata qari’ah digunakan untuk menunjuk peristiwa yang besar dan mencekam, baik disertai suara yang keras maupun tidak.

Dalam tafsir Jalalayn, pengulangan kata qari’ah dalam ayat ke-2, bertujuan untuk menambahkan ungkapan ketakutan yang mencekam. Dalam ayat ketiga pun, terdapat pengulangan yang ditambah dengan redaksi ‘wa ma adraka’.

Suatu kaidah dalam ‘ulum al-Qur’an mengatakan bahwa, suatu hal yang ditambah dengan redaksi tersebut memiliki makna yang sangat luar biasa, dan tidak terjangkau oleh akal manusia.

Menurut Quraish Shihab, Kata al-Farasy berarti belalang yang baru lahir. Ketika mereka terlahir, mereka saling menindih dan hilang arah. Dan dalam tafsir Jalalyn dijelaskan bahwa, manusia berada dalam kebingungan, karenanya mereka hendak berlari beriringan dengan semrawut.

Hal tersebut berlangsung sampai mereka dipanggil untuk menjalani penimbangan amal mereka.

Kata al-‘ihn diartikan dengan bulu, pada ayat itu gunung-gunung diumpamakan dengan bulu yang dapat berhamburan dengan mudahnya terbawa angin. Hamka menjelaskan dalam tafsir al-Azhar, gunung ketika itu sudah tidak berfungsi lagi sebagai tiangnya bumi.

Letusan pun terjadi di setiap gunung, diiringi dengan gempa yang dahsyat. Lahar yang panas pun bergejolak, mengalir seperti bulu yang berhamburan.
Itulah gambaran yang sangat dahsyat tentang hari kiamat.

Tentang manusia yang sangat kacau, dan bencana alam yang terjadi dimana-mana. Menandakan, tidak ada tempat yang aman untuk berdiam diri lagi ketika hari kiamat terjadi. Semoga hal tersebut menjadi pengingat kita untuk senantiasa mengerjakan amal yang baik. Wallahu a’lam bi ash-showab.

Surat Al-Ahzab ayat 63

يَسْـَٔلُكَ ٱلنَّاسُ عَنِ ٱلسَّاعَةِ ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ ٱللَّهِ ۚ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ ٱلسَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا

Artinya: "Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah: 'Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah'. Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya."

Dalam ayat ini Allah SWT menyebutkan kata النَّاسُ ‘Manusia‘, siapakah manusia yang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hari kiamat? Ada beberapa kelompok yang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hari kiamat:

Pertama: orang-orang musyrikin. Mereka bertanya tentang hari kiamat untuk mendustakan hari kiamat.

Kedua: sebagian kaum mukminin. Mereka bertanya tentang hari kiamat karena ketakutan mereka terhadap hari kiamat. Seperti pertanyaan Arab Badui,

مَتَى السَّاعَةُ؟ قَالَ: «وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا»

“Kapan hari kiamat?, beliau menjawab, ‘Apa yang engkau siapkan untuknya?”

Ketiga: orang-orang Yahudi. Mereka menguji Rasulullah SAW dengan pertanyaan mereka. Seandainya Rasulullah SAW menjawab dengan menentukan waktunya maka mereka akan langsung mengetahui bahwa Rasulullah SAW pendusta.

Hal ini dikarenakan mereka memiliki ilmu bahwa tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat kecuali Allah SWT

Allah SWT menyebutkan bahwa hari kiamat sudah dekat. Ini memang benar, karena Rasulullah SAW bersabda,

بُعِثْتُ وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ وَيَقْرُنُ بَيْنَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ، وَالْوُسْطَى،

“Aku Diutus, dan hari kiamat seperti dua jari ini. Beliau mendekatkan jari telunjuk dengan jari tengah.”

Surat An-Naml ayat 87

وَيَوْمَ يُنفَخُ فِى ٱلصُّورِ فَفَزِعَ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَٰخِرِينَ

Artinya: "Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri."

Surah ini memiliki tafsir, dan hari ketika ditiup sangkakala, tiupan sangkakala malaikat Israfil yang pertama (maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi) mereka ketakutan, sehingga ketakutan itu mematikan mereka.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh ayat lainnya, yaitu dengan ungkapan Sha'iqa, yakni terkejut yang mematikan. Dan ungkapan dalam ayat ini dipakai Fi'il Madhi untuk menggambarkan kepastian terjadinya hal ini (kecuali siapa yang dikehendaki Allah) yaitu malaikat Jibril, malaikat Mikail, malaikat Israfil dan malaikat Maut.

Tetapi menurut suatu riwayat yang bersumber dari sahabat Ibnu Abbas disebutkan, bahwa mereka yang tidak terkejut adalah para Syuhada, karena mereka hidup di sisi Rabb mereka dengan diberi rezeki.

Surat Al-Hajj ayat 7

وَأَنَّ ٱلسَّاعَةَ ءَاتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ ٱللَّهَ يَبْعَثُ مَن فِى ٱلْقُبُورِ

Artinya: "Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur."

Surah ini memiliki tafsir, penciptaan manusia dan penumbuhan tanaman yang telah disebut tadi adalah suatu saksi bahwa Allah adalah Tuhan yang sebenarnya, yang menghidupkan orang mati pada hari pembangkitan, yang Mahakuasa atas segala sesuatu.

Hal itu pun menjadi suatu bukti bahwa hari kiamat benar-benar akan datang berdasarkan perwujudan janji-Nya, serta menjadi saksi bahwa Dia menghidupkan orang mati dari kuburnya untuk diadili dan diberi balasan yang disebut dengan hari kiamat. (hij)

Topik Terkait