img_title
Foto : Twitter/@kaesangp

IntipSeleb – Kaesang Pangarep tengah merasakan duka atas meninggalnya sang eyang, Sudjiatmi Notomoharjo di usia 77 tahun. Ibunda Presiden Joko Widodo meninggal dunia pada Rabu, 25 Maret 2020 karena berjuang melawan kanker selama empat tahun belakangan.

Jenazah telah dimakamkan pada Kamis, 26 Maret 2020 di Solo, Jawa Tengah. Di hari yang sama, Kaesang akhirnya buka suara terkait berpulangnya nenek tercinta.

Saat ini nama Kaesang Pangarep bertengger di daftar trending topik Twitter Indonesia. Ada apa? Yuk simak artikelnya!

Penyesalan Kaesang Pangarep

Bukan rahasia lagi kalau Kaesang menggeluti bisnis kuliner sejak lulus kuliah dari Singapore University of Social Science pada 2019. Selain bekerja sama dengan Chef Arnold, membuka restoran Mangkoku, Kaesang juga memiliki usaha Sang Pisang. 

Namun sayang, Kaesang belum sempat memberikan menu makanan andalannya tersebut untuk dicicipi sang eyang. Inilah yang menjadi penyesalan cowok 25 tahun tersebut saat eyangnya meninggal dunia.

Salah satu penyesalan yaitu belom sempet kirimin Sang Pisang setelah pembukaan di Solo ke eyang untuk cobain,” tuturnya di Twitter @kaesangp pada Kamis, 26 Maret 2020.

Almarhumah dihina

Selain mengungkapkan penyesalannya, Kaesang juga menanggapi hujatan yang diterima oleh keluarganya di Facebook. Seorang pengguna dengan nama Jefsen Satria melontarkan ujaran kebencian atas kabar duka ini.

Kenapa sih orang gak ada otaknya miris liatnya @kaesangp,” tutur akun Twitter @syahdulalala yang mengunggah tangkapan layar berisi status Facebook Jefsen Satria.

Melihat ujaran kebencian tersebut, Kaesang justru meminta followers agar tidak terpancing dan fokus mendoakan alamarhumah eyang agar tenang di sisi-Nya.

Gak usah dipermasalahin. Doakan saja mas Jefsen tetap sehat selalu. Doakan buat eyang saya yang mendahului kita,” timpal Kaesang Pangarep.

Gibran Rakabuming mengenang eyang

Kakak Kaesang Pangarep, Gibran Rakabuming mengunggah gambar komik di Instagram @gibran_rakabuming pada Rabu, 25 Maret 2020 sebagai penghormatan untuk almarhumah. Menurutnya, eyang adalah sosok yang kuat. Suami Selvi Ananda ini mengaku sangat kehilangan atas kepergian eyang Noto.

“Empat tahun Eyang Noto gerah, tapi tak pernah menunjukkan rasa sakitnya kepada anak-cucunya. Beliau masih berusaha mendatangi pengajian, dan kegiatan-kegiatan lain, bahkan kadang naik becak sendirian, atau meminta diantar sopir,” tutur Gibran.

Baca juga: Kantor Kaesang Pangarep Kebanjiran, Disuruh Ngadu ke Jokowi

Topik Terkait