img_title
Foto : Instagram/ @jeromepolin

IntipSeleb Lokal – Kabar kurang sedap kembali menimpa kreator konten, Jerome Polin. Pasalnya, ia kembali dikritik oleh sejumlah netizen Twitter sebab membuat konten bersama dengan dua sahabatnya yang bernama Farhan Firmansyah dan Ekida Firmansyah.

Dalam video tersebut, ketiganya mengenakan pakaian dokter koas. Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Alasan Jerome Polin Dihujat

Instagram/jeromepolin
Foto : Instagram/jeromepolin

Dalam video itu, netizen menyoroti goyangan yang dilakukan oleh ketiga orang tersebut. Selain itu, ada juga keterangan video itu yang turut ditandai oleh netizen.

Dalam video itu, tertulis kalimat 'Mohon maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin'. Video itu diketahui dengan lagu tema Asmalibrasi.

Netizen terbagi menjadi dua kubu. Pertama, ada yang menghujat Jerome dan kedua kawannya. Namun, di sisi lain, ada juga yang membela pria yang diketahui studi di Jepang itu. Bahkan, ada netizen yang meminta Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) untuk melakukan tindakan tegas.

"Prof @DokterAri mungkin bisa membantu kondisi ini mengingatkan lewat wadek kemahasiswaan bahwa sebaiknya koas tidak terlalu banyak membuat konten kontradiktif seperti ini," tulis netizen tersebut.

Hal ini pun ditanggapi oleh netizen lain. Netizen itu mengaku setuju dengan pernyataan itu.

"D.O adalah jalan pilihan. Gimana ngehadapin pasien, masih mahasiswa udah nggak punya empati," kata netizen lain menanggapi.

Dekan FKUI Angkat Bicara

Instagram/@jeromepolin
Foto : Instagram/@jeromepolin

Akhirnya, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, mengaku tengah mempelajari kasus ini. Tapi, Prof Ari tidak memungkiri jika terdapat surat keputusan Dekan perihal tata krama mahasiswa seakan-akan menyampaikan indikasi persetujuan drop out (DO).

"Ya kami sedang mempelajari kasusnya, ada SK Dekan tentang Tata Krama kehidupan kampus, termasuk di dalamnya terkait bagaimana civitas akademika bermedia sosial," ucap akun Twitter resmi @DokterAri.

Prof Ari, pun memberikan tanggapan lebih jauh perihal mencuatnya hal itu. Katanya, langkah bijak dalam menggunakan media sosial adalah dengan menghindari hal yang dianggap buruk dan tidak sesuai dengan norma.

"Apalagi kalau kita menggunakan simbol-simbol yang berhubungan dengan profesi tertentu, misalnya menggunakan baju putih, ada stetoskop lagi di sana. Jelas ini adalah suatu pernyataan adalah dengan background medis atau dokter dalam hal ini," terangnya.

Lebih jauh, ia pun mengaku sudah sempat memperingati mahasiswanya agar berhati-hati dalam bertindak. Karena bisa jadi unggahan tersebut menjadi dampak tidak baik.

"Oleh karena itulah kita memang harus berhati-hati. Saya selalu mengingatkan kepada teman-teman mahasiswa, dengan dokter bahwa kita harus berhati-hati dalam bermedia sosial, kalau memang ada suatu hal yang menimbulkan kontroversi maka itu bisa viral dan diketahui banyak orang dan akhirnya menjadi macam-macam dampaknya," tuturnya.

Ia pun menyoroti kalimat yang dianggap kontroversi oleh netizen yakni 'Mohon maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin'.

"Itu kan memang selalu di dalam praktiknya di pelayanan kesehatan, kata-kata itu muncul ketika seorang dokter berkomunikasi dengan keluarga pasien misalnya menyampaikan tentang kondisi suatu pasien yang telah diupayakan di dalam mengatasi permasalahan namun kondisinya belum membaik atau bahkan malah memburuk, itulah yang harus diperhatikan," pungkasnya.(prl).

Topik Terkait