img_title
Foto : Instagram

Sebelum terkenal seperti sekarang, ia tidak mampu membeli beras. Bahkan hanya bisa memakan jagung.

Kemudian di usianya ke 10, Pak Tarno nekat merantau ke ibu kota, Jakarta pada tahun 1970. Dikarenakan tak punya uang, ia pergi dengan menumpangi kereta barang pengangkut kayu dan sapi.

Saat di Jakarta, Pak Tarno menjual minyak tanah keliling untuk menyambung hidupnya. Kemudian beralih sebagai penjual martabak keliling.

Ketika berjualan martabak, dia memiliki trik menarik agar anak-anak mau membeli dagangannya, yakni dengan cara menunjukkan sulap setelah dagangannya habis.

Sosok Pak Tarno bisa dibilang melekat diingatan dengan jargonnya sebagai pesulap yang memiliki ciri khas "Dibantu ya, Bimsalabim jadi apa, prok, prok, prok".

Terlibatnya Pak Tarno di acara The Master dibilang cukup tak terduga. Diketahui, kala itu ia tengah berjualan di salah satu sekolah, terlihat menunjukan aksi sulapnya tersebut.

Kemudian salah satu guru yang melihat bakat Pak Tarno langsung menyarankan untuk mengikuti ajang The Master.

Topik Terkait