img_title
Foto : Ist

Proses penggarapan lagunya mulai recording hingga mixing dan mastering secara keseluruhan memakan waktu kurang lebih 3 bulan.

“Proses produksinya sih harusnya cepet ya, tetapi menjadi lama karena diantara kita para personal ini sama sama sibuk kuliah, ada yang lagi skripsi dan ada yang mempersiapkan wisuda. Jadi kalau dieting-etung kira kira ya sekitar 3 bulanan lah,” kata para personal Paper Heart.

Ketika ditanya oleh awak media kenapa lagunya dua-duanya berbahasa Inggris, bukankah dengan Bahasa Indonesia Masyarakat kita akan lebih paham maksud liriknya.

“Betul, dengan Bahasa Indonesia Masyarakat kita akan lebih mudah mengerti. Tetapi kalau boleh kita bicara cita-cita besar inginnya lagu kita bisa dinikmati oleh masyarakat dunia, tidak hanya masyarakat Indonesia. Makanya kita menggunakan Bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh dunia yaitu bahasa Inggris,” jelas Mikael lagi.

“Ini bukan untuk gaya-gayaan ya, tetapi untuk sebuah cita cita besar. Kita semua yakin bahwa Masyarakat Indonesia Indonesia ini sudah sangat cerdas, jadi saya pikir paham dengan Bahasa Inggris,” kata Silvy menyambung apa yang disampaikan Mikael.

Untuk proses mixing dan mastering serta beberapa recording tambahan Paper Heart mempercayakan kepada Bayu Randu. Begitu juga untuk distribusi digitalnya juga dipercayakankepada MusicBlast milik Bayu Randu.

Sementara itu Irish Riswoyo atau yang lebih dikenal dengan Irish Blackmore selaku Produser mengaku support dengan Paper Heart karena para personal memiliki kemauan dan kemampuan untuk berkembang.

Topik Terkait