img_title
Foto : Netflix Indonesia

Prilly Latuconsina menyampaikan, “Berkembangnya industri film Indonesia sudah pasti tidak luput dari sumber daya manusianya. Saya berharap semakin banyak sineas muda yang bisa mendapat kesempatan untuk berkarya dan menginspirasi sehingga film Indonesia bisa terus berkembang. Apalagi dengan adanya Netflix yang bisa membawa film-film Indonesia ke lebih banyak penonton, baik yang tidak sempat menyaksikan di bioskop maupun penonton internasional.“

Sementara itu Taufan Adryan mengutarakan, “Selayaknya storyteller, kami ingin bisa bercerita ke lebih banyak orang dan berharap kami bisa menyentuh lebih banyak audiens. Menarik sekali bekerja sama dengan Netflix karena bukan hanya kami bisa menjangkau tempat-tempat di Indonesia yang tidak ada bioskop tapi bahkan bisa mencapai penonton di luar Indonesia.”

Sebagai bagian dari rangkaian acara hari ini, Netflix dan JAFF melaksanakan lokakarya singkat berjudul "What They Don't Talk About When They Talk About Film Production" dengan topik yang berfokus pada aspek administratif dan legalitas dalam produksi film. Pemilihan topik ini berangkat pada minimnya diskursus mengenai aspek esensial tersebut dalam kurikulum pendidikan film, yang disinyalir menjadi hambatan bagi para filmmaker muda untuk terjun ke industri.

Diikuti oleh 60 produser dan tim produksi muda, lokakarya ini memfokuskan pembahasan seputar kerja sama dengan pihak ketiga, penggunaan musik dalam film, menyusun rencana keuangan dalam produksi film, aturan hukum dan kontrak, serta lainnya.

Ifa Isfansyah dari JAFF menyampaikan, “Empat elemen dalam ekosistem film, yaitu pembuat film, pemerintah, media massa, dan penonton, saat ini memiliki visi yang sama. Harapan saya di hari film ini adalah keempat elemen tersebut bisa terus satu visi, karena itu kunci untuk berkembang.”

Ifa juga menambahkan, “Dengan adanya Netflix, usia film-film Indonesia akan lebih panjang karena bisa terus bertemu dengan penontonnya.”

Rilis Film Bioskop

Topik Terkait