img_title
Foto : Istimewa

IntipSeleb – Rumah produksi yang merilis film Kiblat, Leo Pictures mendatangi secara langsung Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hal ini terjadi setelah adanya kegaduhan terkait judul dan poster film mereka.

Seperti yang diketahui, MUI sebelumnya sempat mengkritik poster dan judul film tersebut yang dianggap tidak sesuai. Seperti apa hasil pertemuan itu? Yuk intip di bawah ini.

Bertemu dengan MUI

IntipSeleb/ Wahyu Firmansyah
Foto : IntipSeleb/ Wahyu Firmansyah

Agung Saputra selaku produser bersama jajaran tim dari film Kiblat mendatangi MUI terkait dengan adanya kritikan film mereka. Agung menyampaikan jika MUI memberikan banyak saran kepada mereka untuk film ini.

"Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Setelah kegaduhan beberapa hari ini, kami pun melakukan tabayyun bersama Majelis Ulama Indonesia. Pihak MUI dengan sangat rendah hati memberikan banyak saran positif kepada karya kami," ucap Agung dalam keterangannya.

Agung juga memastikan jika isi dari film mereka bernilai baik untuk masyarakat. Namun, memang judul dan poster mereka membuat publik salah paham.

"Mengingat isi film ini sebenarnya merupakan syiar yang baik untuk masyarakat, namun poster dan judulnya menciptakan salah paham kepada berbagai pihak," ujarnya.

Ganti Judul dan Poster

istimewa
Foto : istimewa

Untuk itu, film Kiblat akan diubah dari judul hingga poster agar tidak ada lagi kegaduhan yang terjadi terkait filmnya.

"Untuk itu, sesuai arahan dari MUI, kami akan segera mengganti judul dan poster dari film kami, agar kegaduhan ini tidak berkepanjangan dan mengganggu ibadah puasa kita," jelasnya.

Agung juga menyampaikan permintaan maaf kepada pihak-pihak yang terganggu atas kegaduhan yang terjadi.

"Mohon maaf sebesar-besarnya kepada para pihak atas kegaduhan yang terjadi beberapa hari ini. Terima kasih atas segala perhatian, dan kritik yang membangun karya kami agar jadi karya yang bagus dan penuh makna. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh," tutupnya.

Film Kiblat mengisahkan tentang perjalanan seorang gadis muda untuk kembali ke jalan yang benar, jalan yang diredhai oleh Allah, dan menyadari bahwa ayah yang tidak pernah membesarkannya adalah seseorang yang mengajarkan kesesatan, yang akan menjauhkannya dari arah yang sebenarnya.

Abah Mulya (Whani Darmawan) adalah pemimpin sebuah Padepokan sakti di Kampung Bumi Suwung, sebuah kampung yang sejahtera dan makmur. Abah terkenal dengan keahliannya dalam menyembuhkan segala jenis penyakit dan dalam menggandakan uang.

Keahliannya sangat terkenal sehingga seringkali media massa meliput kegiatan Abah di Padepokan. Di kampung yang agak terpencil, seorang remaja yang tinggal di lingkungan pesantren bernama Ainun (Yasmin Napper) hidup bersama uwaknya (kakak dari ibunya) dengan sederhana tanpa mengetahui siapa orang tuanya.

Semua terlihat baik-baik saja, namun ada satu hal yang terlihat tidak biasa dan tidak sesuai dengan ajaran agama, yaitu kekaguman Ainun terhadap sosok Abah Mulya yang sering muncul di televisi. Hal ini seringkali diingatkan oleh Uwa bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan ajaran agama.

Bersama sahabatnya Rini (Ria Ricis), Ainun sering bermain menirukan sosok Abah, seorang tokoh sakti yang sangat dikaguminya. Bagas (Arbani Yasiz), kakak santri paling tua, ikut mengabadikannya dengan handycam meskipun dia tidak setuju dan sering kali menasehati Ainun.

Akhirnya, terungkaplah bahwa Abah Mulya adalah ayah kandung Ainun saat berita tentang kematiannya yang misterius muncul di televisi. Maka dimulailah perjalanan Ainun menuju Padepokan Abah, disambut oleh Lingga, anak buah Abah, yang kemudian memintanya untuk meneruskan ilmu kesaktian yang dimiliki Abah selama ini.

Ainun tertarik karena merasa memiliki ikatan yang kuat dengan Abah, meskipun ditentang oleh Bagas dan Rini yang merasa curiga dengan kejanggalan di desa itu, seperti tidak adanya adzan maupun orang yang menunaikan sholat. Ajeng, istri ketiga Abah, pun memperingatkan Ainun, Bagas, dan Rini untuk tidak tinggal terlalu lama di Padepokan dan segera pergi.

Topik Terkait