Foto : Instagram.com/sabilfadhillah

IntipSeleb Lokal – Dengan banyaknya daerah dan kebudayaan di Indonesia, tak heran jika bahasa yang berada di setiap daerah juga berbeda-beda dan punya keunikannya masing-masing. Tak terkecuali bahasa Sunda.

Ada salah satu kata dalam bahasa Sunda yang mendadak ramai diperbincangkan, yakni kata ‘Maneh’. Tepatnya setelah Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mendapat kritik dari seorang guru honorer asal Cirebon. Lantas, apa arti kata tersebut? Yuk simak ulasannya!

Kritik Terhadap Ridwan Kamil


Source: Viva

Ramai pemberitaan seorang guru honorer asal Cirebon Jawa Barat, Muhammad Sabil yang dipecat gegara memberikan kritik dengan kata ‘Maneh’ kepada Ridwan Kamil melalui media sosial Instagram.

"Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur jabar ato kader partai ato pribadi @ridwankamil? (Dalam zoom ini, kamu lagi jadi gubernur atau kader partai atau pribadi)," tulis akun @sabilfadhillah dikutip Kamis, 16 Maret 2023.

Sebelum komentar tersebut dihapus, Ridwan Kamil lebih dulu menge-pin komentar Sabil sehingga menjadi komentar teratas di unggahan Ridwan Kamil.

Suami Atalia Praratya itu tak hanya membalas komentar tersebut melainkan juga mengirim Direct Message (DM) ke akun Instagram di mana Muhammad Sabil mengajar yaitu SMK Telkom. Imbasnya, kini guru honorer tersebut langsung dipecat oleh pihak sekolah dari tempatnya bekerja sebagai guru di dua SMK di Cirebon.

Arti Kata Maneh dalam bahasa Sunda

Foto : Youtube/Najwa Shihab

Hanya karena kata ‘Maneh’ seorang guru di Cirebon jadi kehilangan pekerjaannya sebagai guru honorer. Penggunaan kata tersebut dinilai tidak pantas dikeluarkan oleh seorang guru. Pasalnya, kata ‘Maneh’ dalam bahasa Sunda memang berarti ‘Kamu’. Namun, dalam tata bahasa atau secara sopan santun dalam bahasa Sunda mengandung makna berbeda jika salah diterapkan.

Meski begitu, tata bahasa bahasa Sunda juga sangat beragam berdasarkan wilayah atau daerah tertentu yang menggunakan bahasa tersebut. Dilansir dari Olret VIVA, kata 'Maneh' dalam kosa kata bahasa Sunda sendiri memiliki padanan kata dengan 'Sia' dan 'Anjeun', namun memiliki tataran atau derajat bahasa yang berbeda.

Mengacu pada aturan/tata krama dalam berucap, kata 'Kamu' secara berurutan derajat menjadi bahasa terendah. Dimulai dari kata 'Sia', 'Maneh' dan 'Anjeun'.

Kata 'Sia' tergolong menjadi kata yang paling kasar dan biasanya diucapkan saat sedang marah. Pengucapannya pun hanya terjadi ke teman sebaya, tidak boleh dari orang tua ke anak di bawah umur atau dari orang lebih muda ke yang lebih tua. Begitu juga dengan kata 'Maneh' yang sepatutnya digunakan hanya kepada lawan bicara yang sebaya.

Topik Terkait