Foto : Harvard Health

IntipSeleb Lokal – Sebuah pernyataan miris diutarakan seorang Kriminolog Anak dari Universitas Indonesia (UI), Hanifa Hasna. Dari pengalamannya menangani sejumlah pasien, ia mendapati salah satu kasus seksual yang melibatkan anak di bawah umur.

Dimana, seorang anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) sudah berhubungan seks dengan dua temannya sekaligus. Seperti apa kisahnya? Berikut informasi selengkapnya.

Kasus Threesome

Foto : Youtube.com/Macan Idealis

Hanifa Hasna berbagi pengalamannya bertemu dengan kasus hubungan seksual anak-anak. Ia menuturkan bahwa tidak bermaksud untuk menakut-nakuti namun agar dijadikan pengalaman bagi setiap orang tua di luaran sana. Salah satu kasus yang disebutnya menyeramkan adalah threesome, aktivitas seksual yang melibatkan tiga orang pada waktu yang sama.

"Ada yang ekstrim itu, remaja threesome," ujar Hanifa Hasna dikutip dari chanel YouTube Macan Idealis Senin, 5 Juni 2023.

"Horor ini ya, ada seorang anak masih SD tapi dia sudah melakukan hubungan seksual bertiga, dan itu anak perempuan, anak perempuannya yang mau. Waktu itu dia masih kelas empat SD," katanya.

Kasus ini mulai terungkap setelah orang tua sang anak itu heran mengapa anaknya itu kerap mencuri uang di rumahnya sendiri.

"Jadi gini, waktu itu ada seorang ibu yang datang mengadukan anaknya, anaknya bermasalah. Anaknya ini suka mencuri, nah ketika anak mencuri itu kan sudah ke arah kriminal. Lalu si ibu itu bilang, anak saya suka mencuri, apa yang harus dilakukan? Saya tanya dulu apa yang ibu sudah lakukan, biar apa yang saya sampaikan gak mubazir," kata Hanifa.

"Menurut si ibu ini bukan bahaya, karena ini uang orang rumah tapi kalau ini dibiarkan bukan tidak mungkin akan merembet," katanya lagi.

Hanifa lantas penasaran, untuk apa siswi SD itu mencuri uang.

"Saya tanya, uang itu untuk apa, untuk si A si B teman aku. Nah mereka gak minta. Lalu saya tanya, kenapa dikasih? Karena aku mau main sama dia, main bertiga," cerita Hanifa.

"Ya, ternyata dia sudah melakukan hubungan seksual, dua wanita satu laki. Dia bayar, karena si anak laki ini sudah mempelajari (cari keuntungan). Kejahatan inikan dipelajari ya,” katanya lagi.

Faktor Anak Melakukan Aktivitas Menyimpang

Foto : Youtube.com/Macan Idealis

Menurut Hanifa Hasna, anak perempuan itu awalnya adalah korban. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, terutama adalah lingkungan.

"Jadi ternyata si anak perempuan ini awalnya korban yang berakhir jadi pelaku. Dia sudah merasakan, buktinya dia menikmati itu semua. Jadi ketika diinterview lanjutan, kok bisa ya padahal orang tuanya orang tua terpelajar," kata Hanifa.

"Mereka tinggal di daerah yang tidak ada norma. Biasanya di kampung yang rumahnya berdekatan sekali. Sehingga terbiasa mendengar tetangga mengeluarkan kata-kata kasar, mendengar tentangga berantem, itu biasa. Itu daerah anomi. Nah itu kan potret masyarakat kita," jelasnya.

"Ternyata, ibunya pun bukan ibu yang nggak tahu apa-apa, ibunya tahu cara mengasuh. Secara agama oke, dari keluarga yang agamis," pungkas Kriminolog Anak, Hanifa Hasna.

Topik Terkait