“Jadi, pertama dari lagu ‘Bossy’, kita mendorong kata ‘Bossy’ itu jadi biarpun orang mengejek kita ‘tukang ngatur/Bossy’ biaran aja, ‘kita gak bossy kok’,” jelasnya.
Mendobrak pemahaman buruk tentang perempuan 'nge-bossy'
Sepemikiran dengan Cinta Laura, Ramengvrl juga menjelaskan bahwa selama ini masyarakat umum sering kali menganggap bahwa perempuan yang bersikap 'bossy' sering dianggap buruk. Padahal, menurut Ramengvrl, itu adalah standar baik.
“Dan kita juga bukan kayak, kalau orang tuh ngelihat cewek yang nge-bossy itu kayak ‘bitch’. Padahal kan, emang kita punya standar dan kita gak mau tetap di bawah standar itu,” sambung Ramengvrl.
Cinta Laura juga menegaskan bahwa dia dan Ramengvrl membahas hal itu dengan merendahkan laki-laki. Bukan, pelantu lagu Bossy itu hanya menyuarakan hak-hak perempuan yang seharusnya sama dengan laki-laki.
“Aku dan Ramengvrl sadar pasti ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, gak mungkin kita bilang cowok dan cewek setara, sama dalam segala sisi. Itu salah, itu ekstrim tapi yang kita yang bilang adalah sebagai manusia, apapun gender kita, kita semua berhak memiliki kesempatan dan hak yang sama, karena sebagai manusia tak seharusnya dibedakan hanya dari segi dari laki-laki atau perempuan. Kita semua berhak memilih arah hidup kita sendiri, berhak meraih pendidikan setinggi-tinggi, meraih mimpi kita,” tutur Cinta Laura. (jra)