img_title
Foto : Freepik

IntipSeleb Gaya Hidup– Sejak kecil, kita sudah dikenalkan dengan kisah-kisah para nabi dan rasul Allah. Sedikitnya ada 25 nabi dan rasul yang kita kenal, mulai dari Nabi Adam AS, Idris AS, Nuh AS, Hud AS, Shaleh AS, Ibrahim AS, Luth AS, Ishak AS, hingga Nabi Muhammad SAW.

Sebagai umat Islam, kita wajib mengimani 25 nabi dan rasul tersebut sebagai bekal menjalani hidup di dunia. Bahkan umat Islam wajib mempelajari tentang kehidupan para nabi hingga mujizat yang Allah SWT berikan.

Nabi dan Rasul yang Allah SWT utus ke bumi memiliki tugas yang beragam. Namun tugas utamanya adalah dengan menyebarkan agama Islam sebagai agama terakhir dan paling sempurna.

Namun tidak sedikit halang rintang yang dihadapi para nabi dan rasul dalam menerima tugas dari Allah SWT, dalam menyebarkan agama Islam ke muka bumi. Banyak godaan, cobaan, dan juga hujatan dari kaum bumi lainnya yang berusaha meruntuhkan ajaran agama Islam.

Salah satu cerita nabi yang wajib Anda imani adalah tentang Nabi Adam AS. Cerita Nabi Adam AS perlu Anda imani sebab merupakan nabi dan rasul pertama yang diutus oleh Allah SWT ke muka bumi.

Cerita Nabi Adam AS juga berisi asal usul diciptakannya manusia ke muka bumi, sebelum kita semua ada di sini. Nabi Adam AS diciptakan oleh Allah SWT dari segenggam tanah bersama istrinya Siti Hawa.

Keduanya lantas diturunkan ke muka bumi dari surga lantaran tidak mematuhi perintah Allah SWT, dengan memakan buah terlarang. Inilah asal usul manusia di bumi dari cerita Nabi Adam AS. Baca artikel lengkapnya di bawah ini.

Cerita Nabi Adam AS Diciptakan

Bekalislam.firanda.com
Foto : Bekalislam.firanda.com

Melansir dari bekalislam.firanda, cerita Nabi Adam AS diciptakan ke muka bumi pertama kali saat Allah mengabarkan kepada Malaikat sebelum menciptakan Nabi Adam AS.

Kemudian disebutkan bahwa sebelum Allah SWT menciptakan Nabi Adam AS, Allah SWT mengabarkan rencana tersebut kepada para Malaikat.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.

Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”

Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui“. (QS. Al-Baqarah: 30).

Di dalam ayat ini terdapat beberapa pendapat di kalangan ahli tafsir yang menyebutkan alasan Malaikat berkata bahwa khalifah yang akan diciptakan oleh Allah akan berbuat kerusakan.

Pendapat pertama mengatakan bahwa Malaikat mengetahui hal tersebut karena Allah sendiri yang mengabarkan kepada Malaikat tentang sifat Nabi Adam ‘alaihissalam dan keturunannya yang mereka akan saling bermusuhan dan saling menumpahkan darah.

Namun pengkhabaran Allah kepada Malaikat akan hal ini tidaklah disebutkan di al-Qur’an.

Pendapat kedua menyebutkan bahwa Malaikat mengetahui hal tersebut karena mereka menduga itulah yang akan terjadi dari manusia.

Karena Malaikat tahu Allah menciptakan Malaikat dalam kondisi terjaga (ma’sum) tidak akan membangkang kepada Allah, sementara manusia tidaklah demikian. Maka ini menunjukan manusia akan membangkang dan berpotensi melakukan kerusakan di bumi.

Pendapat ketiga menyebutkan bahwa Malaikat berkata demikian karena ada makhluk yang tinggal di atas muka bumi sebelum Nabi Adam ‘alaihissalam yang berbuat kerusakan yaitu Jin. Pendapat ini juga dikemukakan oleh sebagian Salaf. Karena Jin lebih dahulu diciptakan dari pada manusia.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خُلِقَتِ الْمَلَائِكَةُ مِنْ نُورٍ، وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ، وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ
“Malaikat diciptakan dari cahaya, dan Jin diciptakan dari api yang menyala, dan Adam diciptakan sebagaimana disifatkan bagi kalian.”

Para ulama menyebutkan bahwa hadis ini menjadi tertib urutan penciptaan antara Malaikat, Jin dan manusia. Sehingga menjadi jelas bahwa Jin lebih dahulu diciptakan dari manusia.

Allah Subhanahu wa ta’ala juga berfirman di dalam Alquran,
وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ
“Dan Kami telah menciptakan Jin sebelum Adam dari api yang sangat panas.” (QS. Al-Hijr: 27)

Maka dalil ini menguatkan pendapat sebagian Salaf bahwa sebelum Nabi Adam ‘alaihissalam diciptakan, ada Jin yang tinggal di atas muka bumi.

Sehingga tatkala Jin tersebut saling berbuat kerusakan, Allah mengirim Malaikat untuk mengusir mereka. Lalu, Allah menciptakan Nabi Adam.

Pernyataan Malaikat bahwa Nabi Adam ‘alaihissalam dan keturunannya kelak akan berbuat kerusakan sama seperti yang dilakukan oleh sebagian kelompok Jin dikuatkan dengan kata Khalifah.

Kata Khalifah dalam bahasa Arab bermakna pengganti sebagaimana Abu Bakar Ash-Shiddiq digelari sebagai Khalifah ar-Rasul (pengganti Rasulullah). Sehingga memberikan makna bahwa keberadaan Nabi Adam ‘alaihissalam di atas muka bumi sebagai makhluk dari yang sebelumnya yaitu Jin.

Akan tetapi ini hanyalah pendapat sebagian ulama. Wallahu a’lam bisshawwab.

Di dalam surah Al-Baqarah ayat 30 ini juga disebutkan bahwa Malaikat mempertanyakan alasan penciptaan Khalifah di atas muka bumi.

Seakan-akan Malaikat hendak berkata kepada Allah bahwa jika Allah hendak menciptakan makhluk yang senantiasa beribadah, maka mereka para Malaikat pun telah ada dan senantiasa beribadah kepada Allah.

Dan kita ketahui tatkala Malaikat telah beribadah kepada Allah, maka tidak akan ada henti-hentinya dan tidak akan pernah futur.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ
“Mereka (para Malaikat) selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al-Anbiya’: 20)

Akan tetapi Allah menjawab pertanyaan Malaikat dengan mengatakan “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. Dan kita bisa melihat bahwa di antara anak keturunan Nabi Adam ‘alaihissalam terdapat orang-orang yang hebat.

Di antaranya adalah para Nabi, para Rasul, para Mujahid, para Da’i, para Dermawan, para Ahli ibadah dan orang-orang hebat lain yang mengorbankan jiwa, raga dan harta mereka untuk Islam. Ternyata banyak hal yang Allah ketahui, akan tetapi Malaikat tidak tahu.

Penciptaan Nabi Adam AS

Cerita Nabi Adam ‘alaihissalam kemudian berlanjut pada bagaimana Allah menciptakannya di muka bumi. Cerita Nabi Adam AS diciptakan terkuak dalam artikel di bawah ini.

Nabi Adam AS oleh Allah Subhanahu wa ta’ala diciptakan dari tanah dan air. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman tentang tanah,

إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
“Sesungguhya permisalan (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.” (QS. Ali-‘Imran: 59)

Ayat ini sekaligus menjadi bantahan terhadap orang-orang Nasrani yang mengatakan bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam yang lahir tanpa ayah, mengharuskan Nabi Isa ‘alaihissalam menjadi Tuhan.

Jika pendapat mereka benar, maka Nabi Adam ‘alaihissalam lebih berhak menjadi Tuhan karena dilahirkan tanpa ayah dan ibu, sedangkan Nabi Isa ‘alaihissalam hanya tanpa ayah. Akan tetapi pendapat mereka tersebut dibantah oleh Allah melalui ayat ini.

Adapun sumber tanahnya maka dari bumi, Nabi shallallahu álaihi wasallam bersabda
إِنَّ آدَمَ خُلِقَ مِنْ ثَلاَثِ تُرَابَاتٍ سَوْدَاءَ وَبَيْضَاءَ وَخَضْرَاءَ
“Sesungguhnya Adam diciptakan dengan tiga tanah : tanah hitam, tanah putih, dan tanah hijau”

Demikian juga Ibnu Ábbas berkata :
خَلَقَ اللَّهُ تَعَالَى عَزَّ وَجَلَّ آدَمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ مِنْ أَدِيمِ الْأَرْضِ جَمِيعِهَا مِنْ أَسْوَدِهَا وَأَحْمَرِهَا وَأَبْيَضِهَا وَطَيِّبِهَا وَلَيِّنِهَا وَغَلِيظِهَا وَسِبَاخِهَا فَكُلُّ ذَلِكَ أَنْتَ رَاءٍ فِي وَلَدِهِ
“Allah menciptakan Adam álaihis salam dari dataran/wajah seluruh bumi, baik warna hitamnya, merahnya, putihnya, tanah yang baik, yang lembut, tanah yang keras, dan tanah yang bergaram. Semuanya (warna-warna dan jenis-jenis tanah tersebut) bisa engkau lihat (tercerminkan) pada anak-anaknya”

Inilah sebab kenapa Adam dinamakan dengan Adam, karena diambil dari kata أَدِيمِ الْأَرْضِ “dataran/wajah bumi”.

Sebagaimana dalam riwayat yang lain Ibnu Ábbas berkata :
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ خَلَقَ آدَمَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ بَعْدَ الْعَصْرِ مِنْ أَدِيمِ الْأَرْضِ فَسُمِّيَ آدَمَ
“Sesungguhnya Allah menciptakan Adam pada hari jumát setelah ashar dari adiim al-ardh (dataran bumi), maka iapun dinamakan dengan Adam”

Maka tidak heran jika anak keturunan Nabi Adam ‘alaihissalam memiliki warna kulit yang beragam. Ada yang berwarna hitam, putih, coklat, sawo matang, kuning langsat dan lain-lain.

Demikian juga bervariasi dalam akhlak dan perilaku ada yang keras dan ada yang lembut. Selain tanah maka sumber penciptaan Adam juga dari air.

Allah berfiman :
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرًا
“Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa” (QS Al-Furqon : 54)

Tanah yang Allah gunakan untuk menciptakan Nabi Adam ‘alaihissalam dicampur dengan air, sehingga hasil percampurannya disebut dengan طِيْنٍ sebagaimana perkataan Iblis kepada Allah tatkala diperintahkan untuk sujud kepada Nabi Adam ‘alaihissalam,

قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
“Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS. Shad: 76)

Thiin (طِيْن) merupakan campuran dari air dan tanah. Kalau hanya air saja, maka tidak disebut dengan Thiin dan kalau hanya tanah saja tidak pula disebut dengan Thiin melainkan Thurab.

Maka tatkala disebut dengan kata Thiin maka maksudnya adalah tanah yang dicampur dengan air. Sehingga, itulah Thiin yang Allah gunakan untuk menciptakan Nabi Adam ‘alaihissalam.

Dan sifat at-Thiin tersebut adalah lengket. Dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِنْ طِينٍ لَازِبٍ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.” (QS. Ash-Shaffat: 11)

Di dalam ayat ini menyebutkan bahwa Nabi Adam ‘alaihissalam diciptakan dari tanah liat yang memiliki sifat lengket.
Maka setelah tanah tersebut dikumpulkan dan menjadi tanah yang lengket, setelah itu tanah yang bercampur air tersebut dibiarkan sehingga berubah warna dan mengeluarkan bau yang tidak enak.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur yang bau. (QS. Al-Hijr: 28)

Ibnu Ábbas berkata tentang حَمَإٍ مَسْنُونٍ , adalah مُنْتِنٌ “Berbau”

Setelah itu Allah membentuk Adam dan membiarkan tanah tersebut menjadi kering seperti tembikar. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ
“Dia (Allah) menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,” (QS. Ar-Rahman: 14)

Setelah itu baru Allah meniupkan ruh pada Adam. Allah berfirman :
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ. فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (QS. Al-Hijr: 28-29)

Ayat ini menggambarkan proses penciptaan Nabi Adam ‘alaihissalam. Dimana Allah membentuknya dari tanah tanpa daging dan tulang, kemudian ditiupkan ruh oleh Allah, maka jadilah manusia.

Disebutkan dalam riwayat yang hasan, ketika ruh Adam ditiupkan lalu yang pertama menunjukan tanda kehidupan adalah Adam bersin.

Mujizat Nabi Adam

Freepik
Foto : Freepik

Membahas cerita Nabi Adam tak lengkap rasanya jika tidak menceritakan tentang mujizat yang Allah SWT berikan. Nabi Adam AS diberikan mujizat yang banyak sebagai nabi dan rasul.

Mujizat yang diterima Nabi Adam AS diantaranya,

- Menjadi khalifah pertama di bumi.

- Diajarkan oleh Allah segala hal tentang ciptaan makhluk hidup dan benda mati yang ada di bumi.

- Memiliki umur yang panjang dan bisa memberikan 40 tahun untuk Nabi Daud.

- Memiliki tinggi 60 hasta.

- Dikaruniai keturunan kembar berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan.

- Diajarkan kepada kita umat Nabi Adam untuk tidak mudah terhasut oleh setan, disarankan untuk memperbanyak banyak bacaan taawuz sebelum melakukan tindakan sesuatu.

Itulah cerita Nabi Adam AS, penciptaannya, hingga mujizat yang Allah SWT berikan. Semoga cerita Nabi Adam AS itu bisa menambah keimanan kita kepada Allah SWT serta nabi dan rasulNya.

Selamat membaca!

Topik Terkait