img_title
Foto : Skawngur/instagram

IntipSeleb Korea –  Beberapa waktu lalu, penuduh Nam Joo Hyuk sebagai pelaku penindasan di sekolah telah menentang agensi Management SOOP dan menolak untuk menghapus unggahannya. Menurutnya, laporan terkait perundungan yang dilakukan Nam Joo Hyuk itu jelas adanya.

Usai beberapa hari setelah penuduh awal menentang agensi Nam Joo Hyuk, beberapa korban kembali muncul dan mengungkapkan apa yang mereka alami. Lantas seperti apa? Yuk, cek selengkapnya di bawah ini!

Korban Perundungan (Bullying) Nam Joo Hyuk Bermunculan

News Naver
Foto : News Naver

Meski Management SOOP telah mengeluarkan pernyataan berupa ancaman hukum dan menuntut reporter dan penyebar kasus perundungan Nam Joo Hyuk, para netizen yang mengaku korban semakin bermunculan. Bahkan, pernyataan korban kali ini dibarengi dengan salah satu foto Nam Joo Hyuk saat wisuda.

"Ketika saya melihat Nam Joo Hyuk di film, saya kesakitan karena luka masa lalu." ucap salah satu korban (setelahnya disebut A) yang seolah-olah memanggil korban lainnya dilansir dari News Naver pada Rabu, 29 Juni 2022. 

Kemudian korban terduga B langsung memberikan rincian intimidasi kepada media Sports Kyunghyang dan menjelaskan bahwa Management SOOP tidak melakukan pengecekan secara fakta, sebelum mengajukan gugatan terhadap tersangka korban pertama 'A.'

"Saat aku duduk di bangku SMA, Nam Joo Hyuk sering menggertakku dengan sebuah grup. Aku sempat melupakan rasa sakit di masa lalu, tapi luka itu terbuka lagi saat melihat Nam Joo Hyuk di sebuah film." ungkap korban B kepada media Sports Kyunghyang dikutip melalui News Naver.

Korban B juga mengaku bahwa Nam Joo Hyuk kerap kali menyalakan hotspot ponselnya secara paksa dan menggunakannya, seolah-olah milik pribadinya.

Pengakuan Korban Lainnya

pinterest
Foto : pinterest

Korban lainnya pun bermunculan satu per satu dan menjelaskan hal apa yang mereka alami. Sama dengan yang dialami korban B,korban C juga mengaku bahwa Nam Joo Hyuk mengambil ponselnya secara paksa.

"Nam Joo Hyuk mengambil ponsel saya dan akan menggunakan beberapa 10.000 KRW untuk membeli item game. Ketika saya memintanya untuk membayar saya kembali untuk uang yang dia gunakan, dia hanya berkata 'Mengapa saya harus membayarnya.'. Jadi, saya tidak pernah mendapatkan uang itu kembali." ucap korban C. 

Pernyataan salah satu korban yang paling kejam adalah ketika Nam Joo Hyuk memukul secara fisik dan mengatakan itu adalah "Sparring."

"Ketika saya menolak untuk melakukan sesuatu yang diminta Nam Joohyuk atau teman-teman kelompoknya, mereka akan membuat saya melakukan 'Sparring'. Mereka akan membuat cincin di tengah kelas dan membuat saya berkelahi dengan teman sekelas lainnya." lanjutnya.

Tipper awal juga kembali buka suara dan menjelaskan bahwa laporan berita pertama dibuat salah. Ibu A menjelaskan, "Ada sebagian besar laporan berita yang salah dilaporkan. Agensinya tidak memeriksa fakta dan menimbulkan kerugian sekunder."

"Putraku telah menderita sepanjang hidupnya karena trauma dari intimidasi sekolah tetapi para pengganggu mengabaikan rasa sakit itu sampai hari ini." tambahnya. 

Bahkan, seorang pejabat dari Green Tree Foundation menjelaskan bahwa agresor juga biasa melaporkan korbannya ke komite bullying.

"Sudah biasa di departemen pendidikan di mana agresor intimidasi sekolah juga melaporkan korban ke komite intimidasi sekolah. Namun, itu adalah tindakan yang menunjukkan bahwa pelaku tidak mengakui tindakan salah mereka dan menimbulkan kerugian sekunder pada diri mereka sendiri. korban." tuturnya. (nes)

Topik Terkait