img_title
Foto : VIU

Lewat drakor ini, penonton bisa melihat bagaimana permasalahan yang dihadapi oleh para konglomerat meskipun mereka tidak perlu pusing untuk memikirkan bayar cicilan rumah atau kendaraan. Tae Ha dan adiknya Tae Min (diperankan oleh Seon Ho) sudah memiliki ‘timeline’ kehidupannya sendiri sejak mereka masih kecil, yaitu untuk meneruskan bisnis keluarga. Bahkan hubungan antara keluarga cenderung berdasarkan urusan bisnis, sehingga mereka merasakan kurangnya kasih sayang dan tidak memahami nilai-nilai keluarga yang utuh. Tae Ha tumbuh menjadi bos yang dingin, sementara Tae Min hanya menilai orang-orang disekitarnya menghargai dirinya karena harta yang dimiliki.

Selain itu, salah satu hal yang disinggung dalam drama yang menggabungkan suasana modern dan tradisional Korea adalah isu patriarki atau sistem sosial, khususnya pada era Joseon. Kerajaan menjadikan ajaran konfusius sebagai panduan hidup yang mana sangat mempengaruhi kehidupan wanita di masa itu. Wanita Korea pada masa Goryeo sudah memiliki kebebasan dalam banyak hal, termasuk dalam pemerintahan. Sementara pada era Joseon, wanita cenderung memiliki keterbatasan dalam banyak hal, dan ini juga digambarkan dalam drama The Story of Park’s Marriage Contract.

Melalui drama persembahan Viu Original ini, wanita bangsawan seperti Yeon Woo bahkan memiliki keterbatasan dalam hidupnya. Meskipun dia adalah anak dari menteri, Yeon Woo hanya boleh belajar di rumah. Dia tidak boleh menunjukkan wajahnya sembarangan di tempat umum, apalagi menjadi pembuat baju dan bekerja di luar istana. Terlebih lagi karena Yeon Woo suka membuat baju dalam yang tidak biasa, sehingga pada akhirnya dia dikejar oleh petugas keamanan kerajaan karena telah melanggar hukum.

Jika tertangkap, Yeon Woo akan diberikan hukuman yang berat, terlebih lagi karena dia adalah wanita dari kalangan bangsawan. Meski memiliki keahlian dalam menyulam dan menjahit, Yeon Woo tidak bisa bebas berkarya. Keahlian menyulam dan menjahit yang dimilikinya baru bisa dinikmati masyarakat ketika dia berada di era modern.

Sebagai seorang bangsawan Yeon Woo hanya memiliki tujuan utama untuk menikah, berbakti pada mertua dan suami, serta memberikan anak laki-laki yang nantinya akan bertugas sebagai penerus garis keturunan keluarga suami. Mengetahui hal itu tidak heran jika Yeon Woo terus menjadi bahan bicaraan orang-orang karena ia tidak kunjung menikah. Karena hal itu dia sampai memiliki julukan wanita buruk rupa oleh masyarakat, meski mereka tidak pernah melihat wajahnya.

VIU
Foto : VIU

Berbeda dengan wanita dari kalangan biasa, wanita bangsawan hanya diperbolehkan menikah satu kali. Jadi, ketika ditinggal mati oleh suaminya, maka dia akan dianggap sebagai wanita bermoral dan terhormat untuk terus berduka, mengurung diri di dalam rumah, mendoakan mendiang sang suami setiap saat, dan tidak diperkenankan untuk menggunakan pakaian warna-warni. Namun, wanita yang berkabung akan lebih dihormati lagi jika dia menyusul suaminya ke alam baka. Jika memilih hidup, maka dia harus mengabdi pada keluarga mendiang suami. Dalam kasus Yeon Woo, dia yang ditinggal mati oleh Tae Ha pada hari pernikahannya pun harus pindah dan mengabdi pada keluarga Tae Ha.

Topik Terkait