IntipSeleb – Runtuhnya bangunan pondok pesantren Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo Jawa Timur pada Senin, 29 September 2025 lalu menjadi tragedi yang memilukan. Bangunan mushola lantai tiga itu runtuh saat para santri melakukan sholat Ashar.
Akibat runtuhnya bangunan itu, puluhan nyawa santri yang terkubur oleh reruntuhan bangunan tak tertolong. Akan tetapi Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 6 santri yang selamat setelah beberapa hari terkubur di reruntuhan bangunan.
Salah satu dari 6 santri yang selamat yakni, putra dari KH. Abdul Hannan, pengasuh Pondok Pesantren Al-Ihsani Bangkalan, Madura Alfatih Cakrabuana (14).
Dilansir dari Channel YouTube, Abdul Hannan mengungkapkan, setelah tiga hari insiden robohnya bangunan pesantren Alfatih baru bisa dievakuasi oleh Tim SAR.
Menurutnya selama menunggu kepastian dari Tim SAR bahwa kemungkinan masih ada 6 anak yang masih hidup, dirinya mengaku sangat sedih, akan tetapi selalu yakin Al-Fatih termasuk salah satu dari mereka.
"Yang saya pikirkan karena menurut TIM SAR ada 6 anak yang kemungkinan masih hidup. Ternyata di list itu hanya 4 nama yang dua tidak ada namanya. Belum ada nama Fatih. Saya hanya berharap dalam hati kecil, mudah-mudahan salah satunya anak saya, tetapi saya menangis. Yang penting 6 itu selamat. Apakah itu ada anak saya atau engga tidak masalah. Yang penting 6 anak ini selamat," ungkapnya.
Dikatakan Abdul Hannan, ketika gedung pesantren itu runtuh Al-Fatih sedang berada di Musholla.
"Saya masuk dari sisi pengimanan. Saya panggil Fatih tidak ada suara yang menyahut. Saya bertawakal kepada Allah kalau emang anak saya sahid saya iklash. Tapi ketika mendengar ada harapan 6 anak yang hidup selamatkan mereka siapa pun mereka," ujarnya.
Selama tiga hari menunggu kepastian keselamatan Alfatih, Abdul Hannan sebagai ayah mengaku selalu membacakan surat Al-Kahfi untuk keselamatan Alfatih.
Sementara itu, setelah selamat dari maut, Alfatih sempat bercerita kepada orang tuanya tentang kondisinya selama berada dalam timbunan reruntuhan bangunan.
Menurut cerita ayahnya Abdul Hannan, dilansir dari Rumpi No Secret, selama berada di dalam reruntuhan Alfatih sering kali tertidur dalam reruntuhan. Alfatih juga sempat bermimpi bermain dengan teman-temanya dan bermain hanphone. Bahkan, jika merasa haus, Alfatih juga bisa minum di dalam mimpinya.
Alfatih berhasil dievakuasi oleh Tim SAR setelah dilakukan upaya pembuatan terowongan untuk mengevakuasi keenam santri yang masih hidup itu. Saat dievakuasi, kondisi anak Pengasuh Ponpes Al-Ihsani Madura itu dalam keadaan sehat tanpa luka.
Atas kejadian itu, Abdul Hannan juga mengaku telah mewakafkan anaknya sebagai anak semua wali santri.
"Ketika Alfatih ditemukan, Alfatih yang kemarin telah tiada. Alfatih yang hari ini bukan anak saya tapi anak semuanya, wali-wali santri yang kehilangan anak-anaknya. Saya wakaf kan anak saya ini menjadi anak semuanya. Mudah-mudahan menjadi anak Sholeh yang bermanfaat," ucapnya.