Menurutnya, saat berakting sebagai Tarida, ia harus fokus total. “Jadi bener-bener di saat itu saya cuma bisa, ‘Oke, dan stik.’ Tarida udah nggak boleh lihat kiri, kanan, udah dia tarik terus. Itu sih, kakak paling tua yang sungguh bertanggung jawab dan baik hati," lanjutnya.
Ketika awak media menanyakan dialog apa yang paling sulit ia ucapkan, Sarah langsung teringat satu adegan emosional di area makam. Adegan tersebut menuntutnya mengucapkan kalimat dengan logat Batak yang sangat kental.
“Ada yang adegan kita di makam, di kuburan tuh kan harus ada satu kalimat bahasa. Iya, kita kan sempet ada dialek Sundanya kan. Karena kan menungaruhan, menungaruhan, nah itu kan. Jadi buat berkali-kali aku udah kayak mantra di mulut ini,” tutur Sarah.
Meski begitu, suasana serius di lokasi syuting kerap pecah dan berubah menjadi lucu. Derby Romero, salah satu lawan mainnya yang dikenal jahil, sering menggoda Sarah saat pengambilan gambar.
“Terus, Derby itu orangnya aduh, jahil aja bawaannya. Jadi selama syuting, dia ngegodain mulu. Kan saya udah dapet nih cara ngomongnya, udah oke-oke, karena saya dengerinnya kayak, kayak suara aja supaya bisa ngikutin gitu. Entar Derby ngebisikin apa gitu,” cerita Sarah.
Film Wasiat Warisan PIM Pictures menjanjikan tontonan keluarga yang hangat. Film ini mengangkat tema kekeluargaan, warisan budaya, dan nilai moral, dibalut dengan sentuhan humor khas Indonesia.
Cerita berpusat pada tiga anak mendiang Pak Gomgom dan Mak Dame: Tarida Br Sidabutar (Sarah Sechan), Ramona Br Sidabutar, dan Togar Sidabutar (Derby Romero). Mereka mewarisi sebuah Hotel di Toba. Setelah orang tua meninggal, hotel terbengkalai karena Tarida dan Ramona kurang piawai mengurus manajemen, sementara Togar sudah berkarier di Jakarta.