img_title
Foto : Ist

“Yang kami angkat adalah folklore sebagai akar, tapi emosinya universal. Kuyank bicara tentang cinta dan tekanan, tentang keluarga, dan tentang batas yang kalau dilampaui bisa mengubah segalanya," katanya.

Pemeran utama wanita Putri Intan Kasela mengungkapkan tantangan terbesarnya dalam film ini.

“Yang paling menantang adalah membangun rasa ‘terhimpit’ itu. Karena saat tekanan memuncak, penonton akan mengerti kenapa ketakutan dan keputusasaan di film ini terasa personal," katanya.

Secara cerita, Kuyank berlatar tujuh tahun sebelum gerbang Saranjana terbuka. Cinta Rusmiati dan Badri runtuh ketika tekanan adat dan ramalan buruk memaksa Rusmiati menempuh jalan gelap melalui ajian Kuyang. Keputusan tersebut memicu teror yang menghantui bayi dan perempuan hamil, sementara identitas pelakunya perlahan terkuak. Ketika amuk massa siap menelan segalanya, Badri dihadapkan pada pilihan pahit: mempertahankan cinta atau tunduk pada tuntutan masyarakat yang menginginkan darah.

Selain cerita yang kuat, proses syuting Kuyank juga menyisakan pengalaman berkesan bagi para pemainnya.

Hazman Al Idrus membagikan pengalaman tak terlupakan selama produksi.

“Waktu syuting itu saya kecebur dalam sungai. Bukan nyawa saya tapi barang-barang itu yang kita eksport. Jadi saya kecebur. Ada yang bilang bahasa banjar sama kaya Malaysia. Tapi engga saya belajar dari warga dan sutradara," katanya.

Topik Terkait