img_title
Foto : Instagram/rafaell_16

“Pas kelas 1 SD itu ya masih ikut-ikutan aja, berdoa gitu-gitu aja. Cuma waktu SD kelas 2, nyokap bawa gue ke gereja aneh kan? Ini ada ceritanya jadi dari kecil suka banget nyanyi. Nyokap pengin sekolahin di sekolah nyanyi, di Garut gak ada saat itu,” cerita pria berusia 34 tahun itu.

“Cerita lah nyokap sama temen-temennya. Ada satu temennya, ‘Bawa ke gereja aja ci! Di gereja kan ada paduan suara, nanti anaknya bisa ikutin nyanyi, latihan paduan suara tiap Minggu’. Nyokap gua langsung ikutin. Jadi alasan gua dibawa ke gereja untuk ikut paduan suara, bukan untuk mengenal Tuhan Yesus, (atau) supaya belajar firman Tuhan, gak,” sambungnya.

Belajar Tiga Agama Sekaligus

Instagram/rafaell_16
Foto : Instagram/rafaell_16

Tumbuh di lingkungan dengan berbagai agama membuat Rafael Tan mempelajari tiga agama sekaligus. Setiap Minggu, pria kelahiran 16 November 1986 itu bahkan berdoa dan beribadah secara Kristen, Buddha, dan Islam.

“Tiga-tiganya (menjalani banyak agama). Misalnya hari Minggu, waktunya ke gereja. Pagi-pagi gua ke gereja sekolah Minggu. Siangnya itu gua ikut nyokap karena di Wihara ada satu komunitas kayak sekolah Minggu anak-anak kecil untuk belajar Kitab Tripitaka untuk sembayang. Sore pulang ke rumah, bokap salat Magrib, gue ikut salat Magrib,” kata Rafael Tan.

Tak main-main, Rafael Tan mengaku memiliki atribut saat menjalani ibadah ketiga agama itu. Ia mempersiapkan sarung, peci, hingga sajadah untuk salat. Ketika berdoa dengan sang ibunda yang pemeluk Buddha, Rafael Tan semangat menggunakan hio.

Topik Terkait