img_title
Foto : VIVA/Agus Setiawan

IntipSeleb – Yasa Singgih merupakan founder dari brand sepatu lokal Mens’ Republic yang kini telah rebranding menjadi Republic. Di Atas Meja Makan yang dipandu Ben Kasyafani kali ini spesial menghadirkan founder sepatu lokal Republic Yasa Singgih untuk bercerita tentang perjalanan bisnis dari awal berdiri hingga rebranding. Simak selengkapnya berikut ini.

Profil Yasa Singgih

VIVA/Agus Setiawan
Foto : VIVA/Agus Setiawan

Sebelum mengulik tentang cerita Yasa Singgih dalam merintis bisnis sepatu lokalnya ini. Sedikit gambaran tentang sosok pemuda bisnis yang berhasil melewati masa-masa sulit dalam menjalankan bisnisnya. 
Yasa Paramita Singgih atau lebih dikenal dengan Yasa Singgih lahir di Bekasi, 23 April 1995. Dia merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara. Kedua kakaknya yaitu Prajna dan Viriya. Ayanya bernama Marga Singgih dan ibunya bernama Wanty Sumarta. Ia lahir di keluarga sederhana yang membuatnya selalu menghargai kerja keras.

Yasa Singgih diketahui alumni dari Unversitas Indonesia. Ia merupakan Founder brand lokal Men's Republic, yang kini telah rebranding menjadi Republic. Dirinya dikenal sebagai pengusaha muda dalam bidang fashion khusus pria. Produk utamanya yaitu sepatu pria dengan kualitas terbaik yang dibandrol dengan harga yang cukup ramah di kantong.

Yasa Singgih Masuk Forbes 30

VIVA/Agus Setiawan
Foto : VIVA/Agus Setiawan

Kiprah bisnisnya yang cukup fenomenal membuat brand Men’s Republic mengantarkan founder & CEO nya Yasa Singgih menjadi peraih Forbes 30 Under 30 Asia termuda pada tahun 2016 di bagian Retail & E-commerce sebagai the most promosing, daring entrepreneurs & game changers.

Kini, akun Instagram terbaru dari produk tersebut memiliki lebih dari 3 ribu followers di Instagram @wayofrepublic yang cukup dikenal di kalangan kawula muda sebagai salah satu pionir brand sepatu local di Indonesia.

Sepatu Adalah Bagian dari Hidupnya

VIVA/Agus Setiawan
Foto : VIVA/Agus Setiawan

Yasa Singgih mengaku jika dirinya lahir dan tumbuh berkat sepatu. Sepatu menjadi bagian dari hidupnya. Sejak kecil, berkat sepatu itulah ia bisa hidup. Ayahnya bekerja di industri sepatu, yang sudah puluhan tahun bekerja hingga tahu kualitas sampai ke akar-akarnya tentang produk sepatu. Bahkan, sejak kuliah S1, S2, hingga biaya menikah karena berkat bisnis sepatu.

Awal Nama Brand Sepatu

Men’s Republic rupanya ide dari sang ayah. Pada saat dirinya masih sekolah, ayahnya yang sudah bekerja di industri sepatu memiliki pekerjaan sampingan. Ia menjual berbagai produk pakaian pria yang diberi merk Men’s Republic. Dan nama itu sudah resmi menjadi hak milik pada saat itu. Lantaran tidak kepegang, bisnis sampingan itu terhenti.

Pada tahun 2014, saat dirinya kuliah di semester awal, dirinya meminta pendapat kepada ayahnya tentang bisnis sepatu agar dirinya bisa membiayai kuliahnya. Kemudian ia mendapatkan beberapa keuntungan karena pengetahuan tentang sepatu telah didapatkan dari sang ayah. Kemudian untuk brand sepatunya, sang ayah memberikan brand lamanya Men’s Republik untuk dijadikan brand sepatunya pada saat itu karena sudah diajukan dan menjadi hak miliknya.

Bisnis Sepatu Paling Susah

Meski dirinya kini terbilang pengusaha yang sukses dengan bisnis sepatunya, ia mengaku jika bisnis sepatu adalah bisnis yang sangat susah. Secara ukuran sepatu paling banyak, modal kerja yang besar, dan juga memakan tempat yang luas. Ia lahir bukan sebagai pebisnis, karena diketahui jika keluarganya tak memiliki background pebisnis. Ia mengaku hanya mengerti tentang sepatu, tapi tak paham tentang bisnis. Sehingga, ia pernah mengalami pasang surut.

Stress Punya Utang Rp1,5 M

Wajar memang bagi pebisnis mempunyai jalan pasang surut, namun karena kegagalan tersebut kebanyakan dari mereka tak mau berbisnis lagi. Berbeda dengan Yasa Singgih, berbagai bisnis pernah ia lakoni sebelum bisnis sepatu ini yang benar-benar pasang surut yang luar biasa.

Bisnis sepatu ini berjalan sejak tahun 2014 saat dirinya masih kuliah. Dalam perjalanan bisnisnya ia pernah mendapatkan penghasilan yang luar biasa. Namun, di periode 2018-2019 adalah masa dimana masa yang paling berat untuk perusahaanya karena gagal produksi.

Saat itu perusahaannya memiliki hutang Rp 1,5 M. Dirinya hanya memiliki barang sepatu, namun tak punya uang. Salah satu cara mendapatkan uang yaitu sale abis-abisan, hingga 80%. Kala itu ia tak sanggup ke kantor. Tidur setiap hari jam 5 pagi dan merenungkan utangnya. Akibatnya stress yang dialaminya berat badannya semakin naik.

Sempat Ingin Lepas Bisnis Sepatu

Merasa gagal, ia sempat ingin lepas, dan cuek bebek. Ia sempat berfikir bahwa ini adalah kesalahan timnya. Namun, setelah membaca buku tentang bisnis. Ia menemukan quote, “Bisnis adalah refleksi dari diri sendiri”. Hal itulah membuatnya berubah. Mulai mengatur pola tidur, pola makan, berani datang ke kantor. Akhirnya di awal tahun 2020 utang lunas. Namun kemudian di bulan Maret 2020 dihajar covid.

Managemen Mulai Terarah

Selama ini memang dirinya berbisnis hanya sendiri, dan tak memiliki partner yang bisa bertukar pikiran. Tahun 2020 ia mendapat perenungan, di mana salah satu kesalahannya tidak memiliki partner yang bisa menutupi kekurangannya. Dan akhirnya mendapat partner baru, dapat investor di tahun 2020. Meski sempat hengkang dari bisnis sepatu, ia teringat akan kehidupannya karena semua berkat sepatu. Menurutnya, sepatu adalah bagian yang tidak terpisahkan.

Brand-brand Lokal Bukan Kompetitornya

Terkadang jika ada suatu brand yang memiliki kemiripan, keunggulan yang sama, banyak berpikir jika itu adalah saingannya. Namun, menurut founder Republic ini mereka adalah teman seperjuangan yang meramaikan industri. Di mana mereka para brand local bisa hidup bersama-sama. 

Men’s Republic Tutup

Hebohnya Men’s Republic tutup membuat sejumlah masyarakat kaget dengan kabar tersebut. Di media sosial, merek sepatu ini mengucapkan good bye alias selamat tinggal kepada pelanggannya.

"Good bye and thank you. Walaupun ke depannya nama Men’s Republic sudah tidak ada lagi, tapi semoga setiap pasang sepatu Men’s Republic serta cerita perjalanan Men’s Republic mengingatkan teman – teman tentang sebuah spirit yaitu 'Berani Melangkah'," tulisnya di @mensrepublic.

Rebranding Produk

Meski sempat menyatakan bahwa Men’s Republic tutup, rupanya hal tersebut tidak dibenarkan jika Yasa Singgih berhenti bisnis sepatu. Ia hanya rebranding dari Men’s Republic menjadi Republic. Perubahan ini tentu harapan Yasa dalam berbisnis agar bisnis sepatunya semakin dikenal luas, dan bersaing hingga ke mancanegara.

Penasaran dengan keseruan obrolan Yasa Singgih? Tonton videonya di program Di Atas Meja Makan Bersama Ben Kasyafani hanya di VDVC seleb. Jangan lupa untuk subscribe channelnya ya! (bbi)

Topik Terkait