img_title
Foto : Instagram/ @falconpublishing

Sementara KOMSI KOMSA karya E. S. Ito adalah salah satu karya fiksi sejarah yang tidak kalah menarik yang menjadi unggulan pada terbitan Falcon Publishing kali ini. 

Digadang-gadang sebagai salah satu “Dan Brown-nya Indonesia”, penulis yang juga berasal dari Sumatera Barat ini, menghadirkan sebuah pengalaman membaca berkelas dengan kisah seorang pemuda Indonesia yang bertualangan ke berbagai negara di dunia, menjadi seorang penyelundup dan terlibat dalam berbagai konflik sejarah yang ada di dunia internasional.

“Membaca sejarah itu membosankan. Saya tidak menyalahkan pembacanya. Tapi bagaimana cara menulis sejarah agar tidak membosankan itu yang diperlukan. Saya menulis Komsi Komsa ini, sebagai usaha ketiga saya agar orang mau membaca tentang sejarah," ucap Ito.

"Saya memasukkan tokoh fiksi bernama Sam, agar bisa bebas. Di sini ada berbagai macam sejarah besar dunia yang tokohnya terlibat dicerita ini. Komsi Komsa sendiri berasal dari bahasa Perancis yang artinya gitu-gitu aja,” ujarnya. 

Sementara itu, sutradara film Buya Hamka, Fajar Bustomi mengungkapkan, kalau novel Buya Hamka karya A. Fuadi merupakan bagian dari film yang dirinya sutradarai.

"Saya anjurkan, sebelum menonton filmnya, ada baiknya membaca novel Buya Hamka ini. Karena ini bisa menjadi rujukan sebelum menonton filmnya,” ujar Fajar Bustomi 

Kedua novel ini tidak hanya mengangkat tema-tema yang masih relevan di zaman sekarang, tetapi juga penting sebagai salah satu khazanah literasi di Indonesia. 

Topik Terkait