img_title
Foto : Www.freepik.com/wirestock

IntipSelebKisah Nabi Ibrahim bisa anda jadikan pelajaran atau pun suri tauladan. Kisah Nabi Ibrahim sendiri ada beberapa jenis, ada kisah Nabi Ibrahim saat diuji untuk mengorbankan putranya hingga menimbulkan peristiwa Idul Adha. Ada pula kisah Nabi Ibrahim saat menyadarkan penduduk Babilonia yang menyembah patung.

Dalam artikel ini akan menceritakan kisah Nabi Ibrahim yang mencoba menyadarkan penduduk Babilonia dari perbuatan tidak pantasnya menyembah berhala. Dengan menggunakan akal cerdikannya, Nabi Ibrahim mampu membuat penduduk Babilonia terdiam sekaligus sadar atas apa yang dilakukan oleh mereka. Yuk simak kisah Nabi Ibrahim di bawah ini.

Kisah Nabi Ibrahim dan penduduk Babilonia

www.freepik.com/wirestock
Foto : www.freepik.com/wirestock

Kisah Nabi Ibrahim ini dikutip dari YouTube Anak Muslim. Kisah Nabi Ibrahim kali ini bermula dari kebiasaan para penduduk Babilonia yang menyembah selain Allah SWT. Mereka menyembah patung berhala. Pada saat itu, lahir lah utusan Allah SWT yakni Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim adalah putra dari Azar yang merupakan keturunan dari Nabi Nuh AS.

Ayah Nabi Ibrahim adalah seorang pemahat patung yang cukup terkenal di wilayah itu. Sejak kecil, Nabi Ibrahim sudah sering diajak oleh sang Ayah untuk menjual patung. Hingga pada akhirnya, Nabi Ibrahim mulai bertanya-tanya tentang keberadaan patung yang dibuat oleh Ayahnya.

Nabi Ibrahim bertanya kepada sang Ayah terkait apakah sang ayah percaya bahwa berhala-berhala itu adalah Tuhan? Namun Ayah Nabi Ibrahim tidak menjawab, ia tetap melanjutkan aktivitasnya membuat berhala. Pertanyaan Nabi Ibrahim ini tertuang pada Al-Quran Surah Al-An'am ayat ke 74.

۞ وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ لِاَبِيْهِ اٰزَرَ اَتَتَّخِذُ اَصْنَامًا اٰلِهَةً ۚاِنِّيْٓ اَرٰىكَ وَقَوْمَكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya Azar, ”Pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.”

Pada saat itu, Kerajaan Babilonia dipimpin oleh seorang Raja bersama Namrud bin Kan'an. Pada zaman itu, Raja Namrud dikenal sebagai Raja yang kejam karena sistem pemerintahan yang dianutnya yakni mutlak. Hal ini karena Raja Namrud selalu menginginkan apa pun yang diperintahkannya harus dilaksanakan dan ditaati, tanpa ada pertimbangan terlebih dahulu dari siapa pun.

Bertahun-tahun pun berlalu, Nabi Ibrahim mulai menyebarkan ajaran Allah SWT. Hingga pada suatu hari, semua penduduk Kerajaan Babilonia pergi ke luar kota untuk berburu, hal ini dilakukan karena menjadi sebuah tradisi di Kerajaan tersebut. Semua penduduk pergi, terkecuali Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim yang sempat diajak sang ayah untuk pergi juga, akan tetapi Nabi Ibrahim menolak dengan alasan sedang sakit.

Setelah semua penduduk pergi, Nabi Ibrahim pun mulai menjalankan aksinya. Beliau pergi ke tempat ibadah para penduduk Babilonia sekaligus tempat penyimpanan patung berhala untuk disembah. Nabi Ibrahim kemudian menghancurkan semua patung berhala itu dengan menggunakan kapak.

Akan tetapi, Nabi Ibrahim tak menghancurkan semuanya. Beliau menyisakan satu patung berhala paling besar kemudian menggantungkan kapak tersebut ke leher patung yang paling besar. Setelah itu Nabi Ibrahim pun pergi. Beberapa saat kemudian saat para penduduk kembali, semua penduduk dibuat kaget karena melihat patung berhala yang mereka sembah hancur berkeping-keping.

Mereka mulai mencurigai satu orang yang tidak ikut pergi ke perayaan tradisi yakni Nabi Ibrahim. Alhasil, Nabi Ibrahim dipanggil untuk diadili sambil disaksikan oleh seluruh penduduk Babilonia. Pada saat itu lah Nabi Ibrahim mulai berdakwah secara terang-terangan. Pada pengadilan tersebut terjadi percakapan antara Nabi Ibrahim dengan Raja Namrud.

Raja Namrud bertanya siapa yang menghancurkan semua patung, lantas Nabi Ibrahim menjawab bahwa yang menghancurkan patung bukanlah dirinya namun patung besar yang menghancurkannya. Hal ini seolah meyakinkan karena ada kapak menggantung di lehernya.

Raja Namrud dengan geram berkata bahwa tidak mungkin patung besar yang menghancurkan semua patung yang ada, sebab jangankan untuk bergerak dan memegang kapak, untuk berbicara saja patung itu tidak mampu. Mendengar jawaban dari Raja Namrud, dengan cerdik Nabi Ibrahim menjawab,

"Jika engkau tahu jika patung itu tidak bisa bergerak, bahkan berbicara saja ia tidak mampu, mengapa kalian semua menyembahnya?" tanya balik Nabi Ibrahim

Ucapan Nabi Ibrahim mampu membuat seluruh penduduk Babilonia terdiam termasuk Raja Namrud. Namun hal itu tak berlangsung lama. Karena merasa marah, Raja Namrud langsung memerintahkan pasukannya untuk membakar Nabi Ibrahim.

Menghadapi situasi yang cukup sulit, Nabi Ibrahim tetap tenang dan terus meminta pertolongan kepada Allah SWT. Para prajurit Raja Namrud mulai menyiapkan tempat untuk membakar Nabi Ibrahim. Didirikannya tiang kayu yang kuat untuk mengikat dan membakar Nabi Ibrahim. Setelah semua kayu siap, dibakarlah kayu-kayu tersebut dengan api atas perintah Raja Namrud.

Seiring dengan api yang membesar dan melahap tubuh Nabi Ibrahim, para penduduk Babilonia pun mulai bersuka ria. Namun semuanya pun kembali terkejut saat mendapati Nabi Ibrahim tidak terbakar sama sekali meskipun tubuhnya sudah dilalap oleh api. Doa Nabi Ibrahim kepada Allah SWT untuk diselamatkan dalam api yang besar dan menyala dikabulkan oleh Allah SWT.

Allah SWT telah mengubah api yang panas, menjadi dingin. Sehingga ketika menyentuk tubuh Nabi Ibrahim, beliau tidak merasakan sakit atau terluka karena panas dari api. Mukjizat Allah SWT kepada Nabi Ibrahim ini ada di Al-Quran surah Al-Anbiya' ayat 69.


قُلْنَا يٰنَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ ۙ

“Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!”

Selamatnya Nabi Ibrahim dari kobaran api membuat penduduk Babilonia menjadi takjub dan mulai mengikuti ajaran dari Nabi Ibrahim dan hanya menyembah Allah SWT.

Pelajaran yang bisa dipetik

www.freepik.com/wirestock
Foto : www.freepik.com/wirestock

Usai mengetahui kisah Nabi Ibrahim, sekiranya kita bisa memetik hal-hal baik dari sifat mau pun kisah Nabi Ibrahim dengan Raja Namrud. Dari kisah Nabi Ibrahim ini, kita bisa belajar terkait keteguhan dan pendirian kuat yang dimiliki oleh Nabi Ibrahim terkait agama yang dianutnya.

Sebab, jika manusia biasa, mungkin keyakinannya terhadap Tuhan yang disembah mungkin akan mengikuti apa yang keluarganya percayai. Berbeda dengan Nabi Ibrahim, meskipun Ayahnya adalah seorang pembuat patung berhala, Nabi Ibrahim tetap berpegang teguh pada keyakinannya bahwa tiada Tuhan yang patut untuk disembah selain Allah SWT.

Dari kisah Nabi Ibrahim yang berhasil menyadarkan kaum Babilonia dari perbuatan tercela dengan kecerdikannya, dapat dimaknai bahwa ada baiknya setiap kita ingin melakukan sesuatu, maka ada baiknya untuk perlu berpikir kritis dan mencaritahu kebenaran yang sebenarnya terlebih dahulu. Agar anda tidak tersesat dan justru terjebak dalam perbuatan yang tercela.

Demikian adalah kisah Nabi Ibrahim AS melawan kekejaman Raja Namrud dan menyadarkan penduduk Babilonia dari perbuatan tercela menyembah patung berhala. Semoga kisah Nabi Ibrahim dan Raja Namrud ini bisa menjadi kisah inspirasi bagi anda dan juga bermanfaat.

Topik Terkait