img_title
Foto :

Selain mencuitkan soal ras China dan oknum gay, Ardhito juga sempat menuliskan sedang dalam kondisi terangsang. Ardhito menganggap bahwa Twitter adalah ruang kosong yang tidak akan ada orang yang tersinggung dengan cuitan frontalnya itu. 

“Tweet yang gue tulis sang* manusiawilah cuy, umur 14 tahun terus tinggal di luar negeri sendirian gak punya temen terus abis itu gue pikir Twitter hanyalah ruang kosong yang orang-orang gak ada di sana gue bisa tweet apa aja. Dan akhirnya di tahun 2020 ada orang yang stalk gue sampai 10 tahun belakang cuy dan akhirnya dia ngeretweet-retweet semua tweet gue, kegoblokan gue pada masa lalu,” tandasnya.

Ardhito mengakui bahwa semua cuitannya itu ditulis oleh tangannya sendiri. Ia pun merasa bangga semasa remaja karena hal tersebut adalah warna dalam hidupnya.

“Terus habis itu orang-orang pada bilang, itu tweet dari lama. Gue akuin itu tweet gue, aku claim itu, gue bangga jadi remaja, semoga teman-teman merasakan hal yang sama karena itu adalah warna di hidup lo ketika jam 12 malem lo sang* terus habis itu internet lo di block sama eyang lo karena lo gak boleh nonton bok*p terus abis itu lo pernah dilecehin seksual sama orang,” pungkas Ardhito Pramono.

Topik Terkait