img_title
Foto : Instagram/@solehsolihun

Lebih lanjut ia turut menceritakan pengalamannya saat pertama kali bertemu dengan sang sastrawan. Menurutnya, pertemuan pertamanya terjadi saat berada di acara pemutaran film dokumenter IKJ di kisaran tahun 2002.

“Baru dapat kabar. Sastrawan, tokoh sastra mbeling, mantan wartawan musik, dan pemusik Remy Sylado meninggal dunia hari ini. Saya pertama kali bertemu dengannya pada acara pemutaran film dokumenter karya anak IKJ tentang majalah Aktuil yang berjudul "Untuk Kaum Muda" yang entah tahun 2002 atau 2003 diputar di Jatinangor sekaligus ada diskusi bersama beberapa mantan redaksi Aktuil,” tulis Soleh Solihun dikutip dari Instagram pribadinya, Selasa, 13 Desember 2022.

“Lalu pada 2004, saya mewawancarai Sylado di rumahnya di Bandung, untuk keperluan skripsi saya. Dan pada 2010, untuk keperluan Rolling Stone Indonesia edisi 50 Penyanyi Indonesia Terbaik Sepanjang Masa, saya menghubungi Sylado untuk memintanya menulis soal Bing Slamet,” sambungnya.

Pernah Mengedit Karya Remy Sylado Sambil Tawar Menawar

Instagram/solehsolihun
Foto : Instagram/solehsolihun

Soleh menyebut bahwa mendiang Remy Sylado sempat mewanti-wantinya untuk tidak mengubah tulisannya. Namun, karena ruang di majalah terbatas, Soleh datang ke rumah Remy untuk bernegosiasi tentang pengetikkan penulisannya.

“Dan benar kata mitos itu, dia mengirimkan naskah berupa ketikan yang diketik memakai mesin tik. Waktu itu dia dikabarkan masih sangat analog. "Tulisannya jangan diedit sedikit pun, ya. Saya punya pengalaman buruk dengan editor, biarpun itu majalah terkenal, jadinya suka mengubah makna tulisan," katanya kepada saya,” tulis Soleh.

Topik Terkait