img_title
Foto : Ist

Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali, Dr. Drs. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, M.Si., mengatakan membangun bangsa harus dimulai dari membangun manusianya. Dan membangun manusia harus dimulai dengan membangun karakter. Membangun karakter harus dimulai dengan pendidikan. Dalam hal pendidikan tidak cukup hanya melalui pendidikan perguruan tinggi. Sebab, pendidikan adalah jangka panjang (long life education). Oleh karena itu, pendidikan harus dimulai dari bayi dalam kandungan. Kemudian, ketika lahir mereka harus mendapat sentuhan-sentuhan pendidikan melalui pendidikan usia dini, taman kanak-kanak, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi.

Menurut Wisnumurti, pendidikan merupakan sesuatu yang dilalui melalui proses panjang yang membutuhkan investasi. Dimana, hasilnya tidak bisa dinikmati saat ini. Sebab, membangun generasi tidak cukup hanya satu generasi, tetapi melalui proses yang panjang. “Dari sinilah saya mendapat inspirasi, Warmadewa tidak cukup hanya memiliki universitas, maka kita perlu berkontribusi dalam rangka bagaimana kita mendidik anak-anak bangsa melalui anak usia dini. Maka saya buat WISH School, yaitu Warmadewa Independet Shining School,” ujar Wisnumurti.

Harapan untuk WISH School

Ist
Foto : Ist

Wisnumurti berharap melalui WISH School, Yayasan Kesejahteraan Korpri Provinsi Bali yang menaungi beberapa UPK lainnya, seperti Universitas Warmadewa mampu membangun anak-anak melalui semangat matahari yang dari awal terbit pagi sampai sore.

“Mudah-mudahan kelahiran WISH School ini mampu menjadi salah satu alternatif bagi para orang tua untuk menitipkan anak-anaknya disini, karena kita konsepkan WISH School ini act actually, think globally. Bagaimana anak-anak kita perkenalkan budaya lokal, adat istiadat, karakter, dan nilai-nilai kearifan lokal, tetapi mereka kita juga ajak berfikir global, seperti tantangan 5.0,” tandasnya.

Puspa, Direktur WISH School menambahkan bahwa dengan tagline "Giving the roots & wings", WISH ingin menjadi penyedia layanan pendidikan anak usia dini yang menyeimbangkan antara identitas lokal dan perkembangan global. Anak-anak menguasai bahasa daerah, mampu menari dan menyanyi lagu tradisional, paham budaya dan tradisi namun pada saat bersamaan memiliki rasa percaya diri untuk berdiri sejajar dengan masyarakat global baik dalam adu potensi maupun berkolaborasi.

Topik Terkait