img_title
Foto : Instagram @prillylatuconsina96

IntipSeleb – Film horor religi menjadi salah satu hal yang ramai diperbincangkan belakangan ini. Beberapa pihak telah memberikan tanggapan terkait dengan isu tersebut. Terkait hal itu, Prilly Latuconsina merasa tidak memiliki kapasitas untuk memberikan tanggapannya.

Namun, Prilly Latuconsina merasa setiap produser bisa bebas untuk berkarya. Yuk intip artikel selengkapnya di bawah ini.

Tidak Punya Kapasitas

IntipSeleb/ Wahyu Firmansyah
Foto : IntipSeleb/ Wahyu Firmansyah

Prilly Latuconsina merasa bukan pihak yang tepat untuk memberikan tanggapan terkait dengan isu horor religi yang belakangan sedang ramai. Terlebih lagi dirinya juga belum menyaksikan film yang belakangan sedang ramai.

"Memang saya bukan ahlinya untuk ngomentarin soal religi dan agama karena saya pun nggak ngerti gitu gimana menyambungkan religi sama hantu gitu-gitu saya nggak ngerti ya yang saya tahu cuma kalau kesurupan biasanya dulu manggil ustad terus di baca-bacain jadi fenomena yang terjadi sekarang," ucap Prilly kepada awak media di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, 27 Maret 2024.

"Saya rasa saya enggak punya kapasitas berkomentar gitu karena saya enggak ngerti prosesnya, saya juga belum nonton filmnya, saya juga enggak ngerti itu masalahnya di mana gitu karena basically emang saya orang awam yang tidak paham dan tidak pernah kesurupan seperti di film-film juga enggak pernah gitu alhamdulillah ya gitu jadi," sambungnya.

Produser Punya Kebebasan

Instagram @sinemaku.pictures
Foto : Instagram @sinemaku.pictures

Meski begitu Prilly Latuconsina tetap merasa setiap produser memiliki kebebasan untuk membuat cerita horor. Bahkan, setiap pihak juga berhak memiliki kebebasan untuk berkreasi.

"Saya enggak tahu menanggapinya gimana ya cuma setahu saya setiap produser punya kebebasan untuk membuat cerita horor dan itu kan juga mungkin fiktif gitu enggak terjadi di dunia nyata, ya semua orang punya kebebasan untuk berkreasi aja gitu," ujarnya.

Seperti yang diketahui belakangan ini salah satu film yaitu Kiblat menjadi perbincangan hangat karena dianggap membuat masyarakat takut ketika melaksanakan ibadah.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, Profesor Asrorun Niam Sholeh, menegaskan pentingnya menggunakan istilah dan simbol keagamaan dengan tepat. Kontroversi seputar film tersebut telah memunculkan berbagai pendapat, termasuk seruan untuk melakukan boikot yang menjadi viral di media sosial.

Meskipun begitu, Niam mengatakan bahwa saat ini belum ada diskusi khusus di internal MUI. Begitu pula mengenai fatwa terkait penggunaan istilah-istilah agama yang dianggap tidak tepat.

Topik Terkait